Page 161 - BUKU SATU - DARI VOLKSRAAD KE KOMITE NASIONAL INDONESIA PUSAT 1918-1949
P. 161

SEABAD RAKYAT INDONESIA
                  BERPARLEMEN



                                                   lagi suatu manuver politik yang dinamai dengan “Front Sawo Matang”,
                                                                                                                 317
                                                   bertambah lagi dengan bergabungnya VC (Vaderlandsche Club) yang
                                                   mula-mula hanyalah suatu klub debat kecil di Simpang, Surabaya
                                                   yang didirikan oleh seorang Belanda totok yang tidak puas terhadap
                                                   apa yang mereka sebut sebagai “proses likuidasi”. Kemudian, mereka
                                                   sibuk melangkah untuk memenangkan kursi fraksi-fraksi di Volksraad
                                                   dengan memaklumkan konsolidasi politik dengan orientasi rasialis.
                                                   Debut VC merupakan hasil kampanye “Front Kulit Putih”, yang akan
                                                   menjadi sumber propaganda yang baik bagi kaum pribumi. Para anggota
                                                   Volksraad bersikap agak lebih bersahabat terhadap VC. Mereka masih
                                                   melihatnya sebagai dampak positif terhadap polarisasi kepentingan
                                                   karena hal itu dapat menuju pada pengertian yang lebih besar di
                                                   pihaknya sendiri, atau bahkan akan memunculkan suatu bentuk kerja
                                                   sama di kemudian hari. Dengan sangat menyadari kecenderungan yang
                                                   mengarah pada suatu polarisasi para anggota Volksraad, para wakil
                                                   di Volksraad mengantisipasi masuknya keanggotaan VC berikutnya,
                                                   karena dikhawatirkan berpotensi untuk memperkuat sikap menentang
                                                   terhadap Pemerintah Kolonial Hindia Belanda, sehingga secara tidak
                                                   langsung akan memperlancar agenda yang telah disusun oleh para
                                                   anggota dari “Front Sawo Matang”. 318
                                                         Selama sidang di Volksraad pada saat pembahasan anggaran
                                                   umum, telah terjadi perdebatan antara para anggota sayap kanan
                                                   yang dipimpin oleh Fruin dengan sepuluh anggota yang kini bersatu
                                                   dengan “Front Sawo Matang”. Ia telah memprediksi akan terjadinya
                    Selama sidang di               perdebatan yang berhubungan dengan tindakan pemerintah yang
                Volksraad pada saat                preventif pada waktu itu.  Sementara itu, saat mengumumkan
                                                                             319
            pembahasan anggaran                    tentang adanya kelompok “Front Sawo Matang”, Thamrin mewakili para
                                                   anggota Volksrad yang tergabung dalam fraksi tersebut, yang kemudian
                umum, telah terjadi                menjelaskan bahwa fraksinya bertujuan untuk mencapai kemerdekaan

            perdebatan antara para                 Indonesia secepat mungkin. Fraksi tersebut bertujuan untuk
              anggota sayap kanan                  melakukan segala upaya reformasi konstitusional, serta menyegerakan

                yang dipimpin oleh                 penghapusan segala bentuk diskriminasi politik, ekonomi, dan ras,
             Fruin dengan sepuluh                  oleh pihak Kolonial Hindia Belanda. Hal ini diupayakan dengan
                                                   segala cara sesuai dengan ketentuan hukum yang ada. Anggota fraksi
                   anggota yang kini               tersebut terdiri dari Kusumo Utoyo, Mochtar Prabu Mangkunegara,
             bersatu dengan “Front                 Dwiyosewoyo, Datu’ Kayo, Nya Arif, Soangkupon, Pangeran Ali, Sutadi,
                                                   Suroso, dan Thamrin.
                       Sawo Matang”.
                                                         Sebelum itu, suatu peristiwa yang hampir sama terjadi di Dewan


                                                   317   ‘Front sawo matang’ merupakan penamaan kelompok Pribumi dalam Volksraad
                                                   318   Ibid., hlm. 113-114
                                                   319   Handelingen Volksraad 1929-1930, hlm. 1710-1714



                                       dpr.go.id   158





         A BUKU SATU DPR 100 BAB 03 CETAK.indd   158                                                               11/18/19   4:50 AM
   156   157   158   159   160   161   162   163   164   165   166