Page 287 - BUKU SATU - DARI VOLKSRAAD KE KOMITE NASIONAL INDONESIA PUSAT 1918-1949
P. 287
Chuo S angi-In 1942 – 1945
kapitalisme jang sedjak djaman Belanda moelai
meradjalela. Sebenarnja doea dasar boeroek itoe
timboel dan mendjalarnja didalam masjarakat kita
sebagai boeah pendidikan.
4.8 Penyempurnaan Hasil Produksi dan
Penguatan terhadap Pembelaan Rakyat
(Sidang ke-IV Chuo Sangi-in, 12 – 16
Agustus 1944)
Pada bulan Juli Pada bulan Juli 1944, Kepulauan Saipan, yang merupakan salah
1944, Kepulauan satu garis pertahanan Jepang di Pasifik, jatuh ke tangan Amerika.
Hal ini memicu sebuah kegoncangan bagi pemerintah Jepang di
Saipan, yang Tokyo. Memasuki bulan Agustus, situasi Jepang semakin mundur,
merupakan dukungan moral semakin surut, dan produksi perang Jepang terhalang
salah satu garis karena kekurangan bahan baku. Ini semua berakhir pada kurangnya
pertahanan persediaan senjata dan amunisi. Selain itu, timbul juga masalah logistik
Jepang di Pasifik, karena sejumlah kapal angkut dan kapal perang Jepang dinyatakan
hilang dalam perang. Keadaan ini juga berpengaruh bagi Pemerintah
jatuh ke tangan Pendudukan Militer Jepang di Jawa. Sehubungan dengan itu, Saiko
Amerika. Shikikan mengeluarkan maklumat agar diadakan Sidang Keempat
untuk Chuo Sangi-in. Pertanyaan yang diajukan pada sidang ini adalah
“tindakan apa yang akan dilakukan untuk meningkatkan tenaga kerja,
pembelaan tanah air, dan produksi bahan baku?”. Dalam penjelasan
522
tentang pertanyaan Saiko Shikikan, Somubucho menerangkan bahwa
dalam suatu benteng perjuangan yang kuat sangat diperlukan untuk
menentukan masa depan bangsa Asia dalam perang ini.
Untuk melaksanakan hal tersebut, perlu dilaksanakan upaya
untuk memperkuat dan menambah hasil produksi, baik di pabrik,
perusahaan, hutan, maupun di sawah dan ladang. Maka dari itu,
yang diperlukan adalah “tenaga pekerja”, baik wanita maupun pria.
Ditekankan pula oleh Somubucho bahwa tanah di Jawa merupakan
sumber dari berbagai komoditas penting bagi daerah Asia Tenggara.
Penjelasan tersebut di atas mendapat sambutan dari K.B. Hadikusumo
yang mengatakan bahwa, dilihat dari hukum Islam bekerja untuk
kepentingan hidup khalayak banyak adalah wajib hukumnya. Ia juga
menganjurkan agar para pekerja yang bekerja untuk kepentingan Perang
Asia Timur Raya diberikan penghargaan yang sepantasnya. Dalam hal
522 Ibid., hlm. 71
SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT 285
REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018
A BUKU SATU DPR 100 BAB 04 CETAK BARU.indd 285 11/18/19 4:51 AM