Page 291 - BUKU SATU - DARI VOLKSRAAD KE KOMITE NASIONAL INDONESIA PUSAT 1918-1949
P. 291
Chuo S angi-In 1942 – 1945
umum. Di samping itu, dibentuk barisan pengangkut yang terdiri
dari orang-orang yang dengan sukarela membantu. Mengenai harga
barang, diusulkan agar di tiap shu, kochi, dan tokubetsu-shi dibentuk
suatu badan yang terdiri dari wakil-wakil dari Hokokai, aza atau
Tonarigumi, serta Kumiai atau pedagang, untuk menyelidiki dan
memberi laporan tentang harga-harga barang. Selanjutnya, dapat
dibentuk pula cabang-cabang dan ranting-rantingnya dari tingkatan
ken, shi, sampai son. Perdagangan gelap hendaknya diberantas
agar dapat menahan laju kenaikan harga barang, sedangkan untuk
memudahkan pengumpulan barang hendaknya persediaan hasil bumi
untuk penduduk dikumpulkan dalam lumbung desa. Maka dari itu,
Pada bulan Gunseikan telah memerintahkan masing-masing kepala daerah untuk
Agustus 1944, mendirikan perserikatan perusahaan pengangkutan.
keadaan 4.9 Sidang Istimewa V Chuo Sangi-in,
Jepang semakin 11 September 1944 Indonesia Akan
memburuk di Diberi Kemerdekaan di Kemudian Hari
medan perang. Pada bulan Agustus 1944, keadaan Jepang semakin memburuk
di medan perang. New Guinea, Kepulauan Solomon, Marshal, dan
Saipan, yang merupakan titik-titik pertahanan Jepang di Pasifik, jatuh
ke tangan Amerika, sehingga komunikasi Jepang dengan daerah Asia
Tenggara menjadi terhambat. Hal ini menimbulkan kegoncangan politik
yang serius, ditandai oleh pengunduran diri Perdana Menteri Tojo pada
tanggal 17 Juli 1944, yang kemudian digantikan oleh Kuniaki Koiso. Pada
Sidang Istimewa ke-58 Parlemen Jepang di Tokyo, diumumkan oleh
Perdana Menteri Koiso bahwa Indonesia akan diberikan kemerdekaan
di kemudian hari. Tindak lanjut dari pernyataan ini adalah adanya
perluasan partisipasi politik, serta diperkenankannya orang-orang
Indonesia untuk mengadakan penyelidikan tentang masalah yang
berhubungan dengan kemerdekaan tersebut. Selain itu, pada tanggal
8 September 1944, sehari sebelum diumumkannya “janji kemerdekaan”
oleh Koiso, telah dikeluarkan Maklumat Shikikan Nomor 6 tentang
diperkenankannya pengibaran bendera Indonesia “Sang Merah Putih”,
serta diizinkannya masyarakat untuk menyanyikan lagu kebangsaan
“Indonesia Raya”. 525
Janji Koiso ini dapat dikatakan masih bersifat abu-abu karena
tidak benar-benar dibicarakan secara serius, atau ditetapkan batas
525 Ibid., hlm. 77
SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT 289
REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018
A BUKU SATU DPR 100 BAB 04 CETAK BARU.indd 289 11/18/19 4:51 AM