Page 289 - BUKU SATU - DARI VOLKSRAAD KE KOMITE NASIONAL INDONESIA PUSAT 1918-1949
P. 289
Chuo S angi-In 1942 – 1945
serta mengadakan barisan kebaktian yang terutama dianjurkan oleh
Tonarigumi.
Bunkakai III yang membahas urusan prajurit pekerja dan
perlindungan kepada keluarganya memutuskan bahwa, pertama,
perlu diadakan pemeriksaan terhadap besaran pendapatan pekerja,
sesuai dengan naiknya harga. Persediaan makanan di tempat
pekerjaan hendaknya turut diperhatikan, termasuk juga masalah
pakaian, perumahan, dan kesehatan. Untuk menghibur hati para
pekerja, hendaknya diusahakan untuk mengadakan pertunjukan atau
permainan di daerah masing-masing, dan hendaknya prajurit pekerja
Ini adalah cara dihormati dan diperlakukan dengan baik. Kedua, hendaknya dibentuk
yang terbukti “Badan Pembantu Pekerja” yang berada di bawah binaan Jawa Hokokai.
berdampak Untuk mempropagandakan tenaga pekerja kasar atau romusha,
positif, jika Ir. Soekarno selaku Ketua Chuo Sangi-in beserta dengan dua orang
anggota, yaitu Mr. Sartono dan Otto Iskandar Dinata, mendaftarkan
memang yang diri pada romusha dalam rombongan pertama sebagai pekerja sukarela
dikehendaki pada tanggal 29 Agustus 1944. Mengenai persoalan ini, Soekarno,
bersama adalah dalam buku biografinya yang ditulis oleh Cindy Adams yang berjudul
kemerdekaan. Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia, mengatakan bahwa
ada dua cara untuk bekerja. Yang pertama adalah melalui tindakan
revolusi. Tindakan revolusi menimbulkan pertumpahan darah dan
korban yang besar, seperti terbukti dalam peristiwa pemberontakan
Peta di Blitar, yang sesungguhnya memperlihatkan bahwa rakyat
belum cukup siap untuk itu. Yang kedua adalah melalui kerjasama
dengan Jepang, sambil mengkonsolidasi kekuatan rakyat Indonesia dan
menanti sampai tiba saatnya Jepang jatuh. Soekarno memilih cara
524
kedua. Dengan demikian, tidak dapat dikatakan bahwa Soekarno telah
menjual bangsa Indonesia kepada Jepang, sebab menurutnya, dengan
memberikan Jepang apa yang mereka perlukan, kita dapat menuntut
lebih banyak konsesi yang kita sendiri perlukan. Ini adalah cara yang
terbukti berdampak positif, jika memang yang dikehendaki bersama
adalah kemerdekaan.
Tindakan Pemerintah Pendudukan Militer Jepang yang
sehubungan dengan jawaban Chuo Sangi-in adalah bahwa pada
tanggal 1 Februari 1945, terjadi pendaftaran untuk pengerahan
tenaga kerja. Adanya pengerahan tenaga kerja melalui pendaftaran
telah mengakibatkan keadaan pekerja semakin menderita karena
kebanyakan pekerja berasal dari daerah-daerah miskin di Jawa Tengah
524 Ibid., hlm. 73
SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT 287
REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018
A BUKU SATU DPR 100 BAB 04 CETAK BARU.indd 287 11/18/19 4:51 AM