Page 288 - BUKU SATU - DARI VOLKSRAAD KE KOMITE NASIONAL INDONESIA PUSAT 1918-1949
P. 288
SEABAD RAKYAT INDONESIA
BERPARLEMEN
pengerahan tenaga pekerja, K.H. Dewantara menyatakan perlunya
dibentuk suatu organisasi “Benteng Perjuangan Jawa” yang kuat dan
membuat susunan perburuhan baru, dalam arti mengatur kewajiban
dan cara bekerja itu sendiri. Pendapat ini mendapat dukungan dari
R. Rooslan Wongsokusumo yang kemudian menerangkan mengenai
efisiensi pekerja. Lalu, untuk menunjukkan adanya perhatian terhadap
kaum pekerja, Otto Iskandar Dinata menganjurkan agar segera
dibentuk sebuah badan pembantu prajurit.
Untuk merundingkan pertanyaan Saiko Shikikan berdasarkan
penjelasan Somubucho dan pendapat para anggota, Ketua Chuo
Sangi-in membentuk tiga bunkakai, antara lain: Bunkakai I yang
membahas masalah peningkatan semangat bekerja, Bunkakai II yang
membahas masalah peningkatan efisiensi pekerja, serta Bunkakai III
yang membahas masalah usaha untuk mengadakan bantuan kepada
kaum pekerja dan keluarganya, juga persoalan terkait Romukyokai dan
Jawa Hokokai. Pada tanggal 15 Agustus 1944, setelah masing-masing
bunkakai mengadakan perundingannya, maka diumumkan hasilnya
adalah sebagai berikut:
Bunkakai I memutuskan bahwa dalam masalah paham kerja dan
membangkitkan semangat kerja, hendaknya paham kerja lama yang
berdasarkan perorangan diganti dengan yang berdasarkan “bakti
kepada tanah air”. Diputuskan pula agar seluruh penduduk, baik
Diputuskan pula laki-laki maupun wanita dari seluruh bangsa dan lapisan masyarakat
agar seluruh di Jawa, bekerja sebagai bentuk baktinya kepada tanah air. Pertama,
penduduk, baik cara untuk meresapkan paham baru itu adalah dengan memberikan
pembimbingan dengan bukti yang nyata melalui badan-badan
laki-laki maupun yang telah ada, misalnya melalui organisasi seperti Tonarigumi,
wanita dari Romukyokai, Sendenbu, dan Jawa Hokokai, atau melalui media surat
seluruh bangsa kabar, film dan lain-lain. Kedua, dalam dalam meningkatkan rasa giat
tersebut, hendaknya para pekerja diberikan penghargaan yang sesuai
dan lapisan dengan kedudukannya sebagai prajurit pekerja dan pada keluarganya
masyarakat di pun diberikan bantuan secukupnya untuk menunjang kehidupan
Jawa, bekerja sehari-hari. 523
sebagai bentuk Dalam hal memperbesar tenaga kerja, Bunkakai II memutuskan
baktinya kepada untuk menempatkan tenaga kerja pada tempat yang sesuai dengan
kecakapannya, melindungi rohani dan jasmani kaum pekerja dan
tanah air. keluarganya, melatih tenaga produktif dengan memberikan pendidikan
yang terutama dilakukan oleh pemimpin perusahaan masing-masing,
523 Ibid., hlm. 72
dpr.go.id 286
A BUKU SATU DPR 100 BAB 04 CETAK BARU.indd 286 11/18/19 4:51 AM