Page 297 - BUKU SATU - DARI VOLKSRAAD KE KOMITE NASIONAL INDONESIA PUSAT 1918-1949
P. 297

Chuo S angi-In 1942 – 1945



                                                   badan lainnya perlu untuk disatukan. Lalu, untuk menyempurnakan
                                                   badan penyerangan, di samping Peta dan Heiho hendaknya dibentuk
                                                   “laskar rakyat”, serta didirikan pusat gabungan ahli, baik di bidang
                                                   teknik, ekonomi, militer, dan lain-lain yang akan menyempurnakan
                                                   usaha tersebut. Selain itu, Puro Martodipuro mengajukan agar pemuka
                                                   atau pemimpin rakyat juga harus berani menderita kesukaran seperti
                                                   rakyat dan agar diadakan pemberantasan buta huruf.
                                                         Dari pendapat-pendapat tersebut di atas, terlihat bahwa
                                                   sebenarnya anggota Chuo Sangi-in pun tidak menutup mata terhadap
                                                   keadaan sekelilingnya, walaupun mereka juga menyadari bahwa
                            Bunkakai I             mereka tidak dapat berbuat banyak di bawah pendudukan Jepang
                           membahas                karena selalu dibatasinya pembicaraan dalam sidang. Maka, dapat
                               masalah             dikatakan bahwa para anggota Chuo Sangi-in ataupun para pemimpin

                         terkait upaya             lainnya yang bekerja pada Pemerintah Pendudukan Jepang tidak
                                                   pernah mengadakan penjajakan untuk mengetahui apa keinginan
                   memperkuat dan                  rakyat yang sebenarnya.
                       membulatkan                       Anggota Chuo Sangi-in lainnya yang mengemukakan pendapatnya
                      segala sumber                adalah Mr. Sumanang yang menyatakan perlunya persatuan penduduk,

                       daya manusia,               baik antara Jawa Hokokai dengan Masyumi maupun dengan Kakyo
                                                   Sokai. Oey Tjong Hauw menyatakan bahwa untuk mencapai persatuan
                             alam, dan             persaudaraan, haruslah melalui Tonarigumi yang dapat memulai
                        kebendaan di               cara-cara mempererat persaudaraan antara bangsa-bangsa. Pada
                           Pulau Jawa              kesempatan dengar pendapat tersebut, pengajuan pendapat tidak
                                                   terbatas pada para anggota Chuo Sangi-in saja, tetapi juga para
                                                   undangan lain, seperti yang disebutkan sebelumnya. Yang mengajukan
                                                   pendapatnya antara lain adalah Wakil Ketua Tokubetsu-shi Kakyo
                                                   Sokai,  Then  Djin  Seng,  yang menyatakan  perlunya  mempererat
                                                   hubungan antargolongan penduduk Indonesia, serta pembentukan
                                                   badan pertemuan  agar pemusatan tidak  hanya berada di  pucuk
                                                   pimpinan Jawa Hokokai, tetapi juga di tiap daerah besar dan kecil.
                                                   Dikatakannya pula bahwa pihak Tionghoa sudah lama memperlihatkan
                                                   kesanggupannya dalam menghadapi perang. Kemudian, Kartosudarmo
                                                   dari Masyumi dan Wangsa Wijaya dari Jawa Hokokai juga menekankan
                                                   perlunya persaudaraan sebagai syarat utama dalam usaha memperkuat
                                                   kemerdekaan Indonesia kelak.
                                                         Dengan berbagai pendapat tersebut di atas, yang merupakan
                                                   bahan untuk menjawab pertanyaan Saiko Shikikan, Ketua Chuo Sangi-
                                                   in membentuk dua bunkakai. Bunkakai I membahas masalah terkait
                                                   upaya memperkuat dan membulatkan segala sumber daya manusia,





                            SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT   295
                              REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018




         A BUKU SATU DPR 100 BAB 04 CETAK BARU.indd   295                                                          11/18/19   4:51 AM
   292   293   294   295   296   297   298   299   300   301   302