Page 354 - BUKU SATU - DARI VOLKSRAAD KE KOMITE NASIONAL INDONESIA PUSAT 1918-1949
P. 354

K omite Nasional  Indonesia Pusa t
                                                                                                       1945 – 1949


                                                   5.3  KNIP dan Oposisi dari Persatuan
                                                   Perjuangan, 1946 – awal 1947

                                                         Pada tanggal 28 Februari–3 Maret 1946, Sidang Pleno
                                                   KNIP ke-4 berhasil diadakan di Gedung Gubernuran, Surakarta.
                                                   Diselenggarakannya Sidang Pleno KNIP ini adalah suatu pencapaian
                                                   yang baik, karena tekanan Belanda telah membuat aktivitas pemerintah
                                                   Republik Indonesia menjadi demikian terbatas. Sidang Pleno KNIP, yang
                                                   merupakan wadah pertemuan berbagai perwakilan dari partai politik,
                                                   organisasi, kemasyarakatan, dan perwakilan KNI daerah, adalah suatu
                         Pada tanggal              “hajatan besar” bagi republik. Anggota-anggota Komite Nasional yang

                          28 Februari–             diundang dalam Sidang KNIP di Solo ini juga semakin banyak. Menurut
                                                   pengumuman Badan Pekerja KNIP tanggal 22 dan 26 Februari 1946,
                         3 Maret 1946,             anggota KNIP yang diundang untuk menghadiri sidang berjumlah
                         Sidang Pleno              sekitar 203 orang, ditambah mereka yang diminta menjadi anggota

                             KNIP ke-4             melalui surat kawat atau telegram, serta para wakil ketua Komite

                    berhasil diadakan              Nasional Daerah Karesidenan yang dianggap menjadi anggota KNIP.
                                                   Pada kenyataannya, anggota KNIP yang hadir dalam rapat di Solo justru
                             di Gedung             lebih besar lagi. Hal ini terlihat dari jumlah anggota yang hadir pada hari
                          Gubernuran,              pertama Sidang Pleno, yaitu sekitar 218 anggota, ditambah dengan 200

                              Surakarta.           orang undangan lain. Angka ini semakin bertambah di hari-hari Sidang
                                                   Pleno selanjutnya, seperti yang dicatat pada laporan KNIP bahwa
                                                   terdapat 225 anggota yang mengeluarkan suaranya mengenai Laporan
                                                   Badan Pekerja/Politik Luar Negeri Pemerintah.  Walaupun begitu,
                                                                                               599
                                                   berkumpulnya para tokoh pusat dan daerah dalam sidang KNIP juga
                                                   membawa kekhawatiran yang cukup besar, apabila dikaitkan dengan
                                                   kondisi genting di berbagai daerah pada masa revolusi ini. Sidang
                                                   Pleno KNIP ke-4 tahun 1946 akhirnya tidak sampai menyelesaikan
                                                   beberapa pokok persoalan karena sebagian besar anggotanya telah
                                                   meninggalkan rapat, akibat situasi yang tidak menentu di daerah.
                                                         Dalam Sidang Pleno KNIP ke-4 ini, keputusan-keputusan
                                                   penting diambil oleh anggota sidang. Harian Merdeka, 2 Maret 1946
                                                   menyebutkan bahwa pada hari pertama sidang (28 Februari 1946),
                                                   Presiden Soekarno mengumumkan secara resmi pembubaran Kabinet
                                                   Syahrir. Para anggota KNIP yang telah dipengaruhi oleh kelompok
                                                   oposisi pemerintah bernama Persatuan Perjuangan (PP) sebelumnya
                                                   cukup keras menuntut adanya perubahan dalam Kabinet Syahrir
                                                   agar lebih representatif dan tidak hanya didominasi oleh kelompok


                                                   599  Ibid., hlm. 13




                            SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT   353
                              REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018




         A BUKU SATU DPR 100 BAB 05 CETAK.indd   353                                                               11/18/19   4:52 AM
   349   350   351   352   353   354   355   356   357   358   359