Page 355 - BUKU SATU - DARI VOLKSRAAD KE KOMITE NASIONAL INDONESIA PUSAT 1918-1949
P. 355
SEABAD RAKYAT INDONESIA
BERPARLEMEN
tertentu. Sebagai dampaknya, Presiden Soekarno akhirnya memilih
untuk membubarkan Kabinet Syahrir. 600 Hari pertama Sidang Pleno
juga membahas mengenai Laporan Kerja BP KNIP. Perdebatan yang
cukup keras mewarnai pembahasan laporan kerja tersebut, khususnya
kritik-kritik tajam yang disampaikan oleh PP, sehingga membuat
pembahasan berlangsung sengit. Harian Merdeka tanggal 2 Maret
1946 juga mengatakan bahwa hingga Sidang Pleno hari pertama selesai
pada pukul 17.00, perdebatan mengenai Laporan Kerja BP KNIP masih
terus berlangsung. 601
Perlu kiranya dibahas pula mengenai latar belakang terbentuknya
PP yang mewarnai perkembangan KNIP pada periode ini. Sebelum
diadakannya Sidang Pleno KNIP ke-4 ini, PP telah muncul menjadi
kekuatan oposisi yang kuat terhadap KNIP. Apabila ditinjau lebih
lampau lagi, awalnya PP adalah perwujudan gagasan yang lahir dari
suatu kongres yang dihadiri oleh perwakilan organisasi sipil, partai,
laskar, dan juga ketentaraan pada tanggal 3–5 Januari dan 15–16
Januari 1946. Pada kongres pertamanya di tanggal 3–5 Januari 1946 di
Gedung Serba Guna Purwokerto, hadir 132 perwakilan dari organisasi
Perlu kiranya dan partai, yang di antaranya adalah perwakilan dari Partai Komunis
dibahas pula Indonesia, Serikat Buruh Indonesia, Partai Buruh Indonesia, Pemuda
Sosialis Indonesia, Barisan Pemberontak Rakyat Indonesia, Hizbullah,
mengenai Gerakan Pemuda Islam Indonesia, Angkatan Muda Republik Indonesia,
latar belakang Kebaktian Rakyat Indonesia Sulawesi, dan organisasi masyarakat serta
terbentuknya PP partai lainnya. Mereka berkumpul untuk mendukung sikap Tan Malaka
602
yang mewarnai yang menolak jalur diplomasi pilihan Presiden Soekarno. Dalam rapat
ini, Tan Malaka menyampaikan dua rencananya, yaitu pembentukan
perkembangan Front Rakyat (Volksfront) dan “Minimum Program” untuk mencapai
KNIP pada kemerdekaan Indonesia yang seratus persen. Dengan adanya kongres
periode ini. ini, pokok-pokok gagasan terbentuknya PP telah tersampaikan.
Kemudian, pada tanggal 16 Januari 1946 di kongres lanjutan yang
diadakan di Balai Agung, Solo, lahirlah PP. Pada saat itu, perwakilan
partai dan organisasi yang datang untuk mendukung pembentukan
PP berjumlah sekitar 500 orang, yang merupakan perwakilan dari 141
organisasi. “Minimum Program”, atau haluan dari PP berjumlah tujuh
603
600 Merdeka, 2 Maret 1946
601 Merdeka, 2 Maret 1946
602 Tan Malaka menggagas pembentukan Persatuan Perjuangan (PP) sebagai respon terhadap pidato
Presiden Soekarno dalam sidang pelantikan KNIP tanggal 29 Agustus 1945, yang mengatakan
bahwa jalan yang ditempuh untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia dan untuk mencari
pengakuan internasional bagi Republik Indonesia ialah jalan diplomasi. (Dalam Osman Raliby,
1953, Documenta Historica, hlm. 121
603 Deliar Noer dan Akbarsyah, 2005, KNIP: Komite Nasional Indonesia Pusat, Parlemen Indonesia
1945–1950 (Jakarta, Risalah), hlm. 55
dpr.go.id 354
A BUKU SATU DPR 100 BAB 05 CETAK.indd 354 11/18/19 4:52 AM