Page 358 - BUKU SATU - DARI VOLKSRAAD KE KOMITE NASIONAL INDONESIA PUSAT 1918-1949
P. 358

K omite Nasional  Indonesia Pusa t
                                                                                                       1945 – 1949


                                                   mencerminkan pengaruh yang dapat ada dengan diterapkannya
                                                   Minimum Program, yaitu:
                                                         1.   Pemerintah berunding dengan Belanda atas pengakuan RI
                                                            seratus persen (pengaruh dari Minimum Program Nomor 1);
                                                         2. Pemerintah mempersiapkan rakyat dan negara di segala
                                                            lapangan politik, ketentaraan, ekonomi, dan sosial (pengaruh
                                                            Minimum Program Nomor 3, 6, dan 7);
                                                         3.  Susunan Pemerintah Pusat/Daerah berdasarkan demokrasi
                                                            (pengaruh Minimum Program Nomor 2);
                                                         4.  Pemerintah berusaha segiat-giatnya untuk menyempurnakan
                                                            produksi, pembagian makanan, dan pakaian  (pengaruh
                    Pada hari terakhir                      Minimum Program Nomor 6 dan 7);

                  Sidang Pleno KNIP                      5. Tentang perusahaan perkebunan, yang penting hendaknya
                        ke-4 tanggal 3                      diambil tindakan seperlunya oleh pemerintah, sehingga
                                                            memenuhi maksud sebagaimana termaktub dalam UUD 1945
                  Maret 1946, secara                        Pasal 33 (pengaruh Minimum Program Nomor 6 dan 7). 607
                     resmi Mr. Assaat                    Melihat pengaruh dari PP dalam mandat yang disampaikan

                     diangkat sebagai              presiden dan wakil presiden kepada formatur kabinet ini, kita dapat
                        Ketua BP KNIP.             memahami bahwa anggota-anggota PP, dalam kapasitasnya sebagai
                                                   anggota KNIP, mampu menekan pemerintah melalui usulan yang keras
                                                   karena usulan PP yang berpijak besar pada kepentingan rakyat. Kita
                                                   juga dapat melihat bagaimana KNIP muncul sebagai kekuatan semi-
                                                   independen yang mampu menerima atau menolak usulan pemerintah,
                                                   sehingga mencerminkan dirinya sebagai suatu “organisasi poros baru”
                                                   yang dinamis dalam perpolitikan RI.
                                                         Pada hari terakhir Sidang Pleno KNIP ke-4 tanggal 3 Maret 1946,
                                                   secara resmi Mr. Assaat diangkat sebagai Ketua BP KNIP. Seperti halnya
                                                   tugas ketua BP KNIP sebelumnya, Mr. Assaat bersama anggota BP KNIP
                                                   berkewajiban untuk membahas berbagai permasalahan republik, serta
                                                   menyetujui atau menolak rencana undang-undang yang dikeluarkan
                                                   oleh pemerintah.
                                                         Setelah pengangkatan Mr. Assaat sebagai ketua BP KNIP dalam
                                                   sidang Pleno ini, sebenarnya terdapat dua agenda lainnya yang
                                                   masuk dalam rencana pembahasan, yaitu masalah pertahanan dan
                                                   keamanan RI, dan juga mengenai susunan dan kedudukan anggota
                                                   KNIP dan KNI Daerah. Namun, sidang tidak melanjutkan pembahasan
                                                   ini, sebab sebagian anggota KNIP memutuskan untuk undur diri
                                                   setelah mendapatkan kabar terkait perkembangan situasi keamanan

                                                   607  Merdeka, 6 Maret 1946




                            SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT   357
                              REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018




         A BUKU SATU DPR 100 BAB 05 CETAK.indd   357                                                               11/18/19   4:52 AM
   353   354   355   356   357   358   359   360   361   362   363