Page 374 - BUKU SATU - DARI VOLKSRAAD KE KOMITE NASIONAL INDONESIA PUSAT 1918-1949
P. 374

K omite Nasional  Indonesia Pusa t
                                                                                                       1945 – 1949


                                                   5.4.2 Jalannya Sidang Pleno KNIP ke-5
                                                   di Malang

                                                         Sidang pleno KNIP ke-5 dibuka oleh pidato dari Ketua BP KNIP
                                                   Mr. Assaat. Ketua mengingatkan kepada peserta dan hadirin untuk
                                                   menjaga tata tertib sidang dan fokus pada agenda-agenda persidangan.
                                                   Selanjutnya, Sidang Pleno masuk pada agenda sidang yang utama,
                                                   di antaranya adalah perdebatan yang telah dimulai pada tahun 1946
                                                   mengenai relevansi PP No. 6 Tahun 1946 tentang Susunan Tambahan
                                                   KNIP. Mengenai pokok sidang ini, antara pihak oposisi dan pihak yang
                                                   pro terhadap pemerintah ada dalam posisi yang berimbang. Oleh
                                                   karena itu, pembahasan mengenai pokok ini saja memerlukan waktu
                                                   hingga berhari-hari dalam periode Sidang Pleno.
                                                         Dalam Sidang Pleno KNIP ke-5 ini, baik Presiden Soekarno,
                                                   Wakil Presiden Hatta, Perdana Menteri Syahrir, dan menteri-menteri
                                                   negara, serta puluhan wartawan, baik dari dalam dan luar negeri,
                                                   turut hadir. Animositas yang tinggi terhadap Sidang Pleno KNIP ke-5
                                                   ini juga yang pada akhirnya membuat laporan sidang ini lebih lengkap
                                                   jika dibandingkan dengan sidang-sidang sebelumnya. Hadir pula 444
                                                   anggota KNIP, baik dari susunan lama sejumlah 214 orang maupun dari
                                                   susunan baru yang berjumlah 230 orang, berdasarkan PP No. 6 Tahun
                                                   1946. Namun, kedatangan anggota baru KNIP ini hanyalah dimaksudkan
                                                   untuk meninjau sidang.  Di hari pertama, tanggal 25 Februari 1947,
                                                                         627
                                                   Presiden Soekarno menyampaikan pidato sambutannya. Selanjutnya,
                                                   Ketua  KNIP  Mr. Assaat  menyampaikan  pidato  pembukaan  yang
                                                   menyampaikan pentingnya KNIP untuk mengutamakan kepentingan

                    Animositas yang                rakyat di atas kepentingan pribadi, ataupun kepentingan politis
                                                   partainya, seperti berikut:
                      tinggi terhadap
                        Sidang Pleno                                “… Haroes kita akoei, bahwa ternjata sampai

                            KNIP ke-5                          saat ini perdjoeangan partai itoe ditoedjoekan kepada

                         ini juga yang                         memperbesar pengaroeh dalam pemerintahan
                                                               dan mempereboetkan kursi dalam badan-badan
                       pada akhirnya                           perwakilan. Sementara rakjat menderita sehebat-
                             membuat                           hebatnja, pemimpin-pemimpinnja bertjakar-

                  laporan sidang ini                           tjakaran tentang soal jang tidak langsoeng mengenai

                        lebih lengkap                          nasib rakyat… Djanganlah perdjoeangan partai

                                                   627   Parada Harahap, 1951, Saat Bersejarah: Ichtisar dan Pemandangan yang Didapat dari Persidangan
                                                      Komite Nasional Indonesia Pusat di Malang, 25 Februari – 5 Maret 1947 (Jakarta: Gapura), hlm.
                                                      20




                            SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT   373
                              REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018




         A BUKU SATU DPR 100 BAB 05 CETAK.indd   373                                                               11/18/19   4:53 AM
   369   370   371   372   373   374   375   376   377   378   379