Page 376 - BUKU SATU - DARI VOLKSRAAD KE KOMITE NASIONAL INDONESIA PUSAT 1918-1949
P. 376
K omite Nasional Indonesia Pusa t
1945 – 1949
Setelah pidato Hatta, di hari itu juga Ketua Sidang Mr. Assaat
mengumumkan penarikan kembali RUU Pembatalan PP No. 6 tahun
1946. Dengan ini, maka PP No. 6 Tahun 1946 secara resmi diterima oleh
KNIP. Diterimanya PP No. 6 Tahun 1946 mengenai susunan anggota
KNIP juga menjelaskan bagaimana wibawa Presiden Soekarno dan
Wakil Presiden Hatta begitu kuat dalam KNIP.
Sidang Pleno KNIP selanjutnya pada tanggal 28 Februari – 1 Maret
1947 memiliki agenda pemilihan dan penetapan ketua KNIP yang baru.
Seperti halnya Sidang Pleno KNIP sebelumnya, ketua dan pengurus
BP KNIP dipilih melalui mekanisme pemungutan suara. Pada sidang
kali ini, para calon ketua KNIP adalah: Mr. Assaat (non-partai), Suwiryo
(PNI), A.J. Patty (Maluku dan Sulawesi), dan Abu Hanifah (Masyumi).
Menjelang pemungutan suara, Abu Hanifah mundur dari pencalonan,
sehingga menyisakan tiga orang calon saja. Setelah melalui proses
pemilihan dan penghitungan suara, Sidang Pleno KNIP ke-5 di Malang
akhirnya memilih Mr. Assaat sebagai Ketua KNIP sekaligus Ketua BP
KNIP yang baru. 631
Gambar 3. Suasana Penghitungan Suara untuk Memilih Ketua KNIP, 1947
Sumber: ANRI – IPPHOS, No. 449 (Februari – Maret 1947)
631 Pemilihan Ketua KNIP 1947 dimenangkan oleh Mr. Assaat, dengan jumlah suara 299 untuk
Mr. Assaat, 81 suara untuk Soewiryo, dan 6 suara untuk A.J. Patty. (Lihat Parada Harahap, 1951,
Op.Cit., hlm. 60
SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT 375
REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018
A BUKU SATU DPR 100 BAB 05 CETAK.indd 375 11/18/19 4:53 AM