Page 398 - BUKU SATU - DARI VOLKSRAAD KE KOMITE NASIONAL INDONESIA PUSAT 1918-1949
P. 398

K omite Nasional  Indonesia Pusa t
                                                                                                       1945 – 1949


                                                   Akan tetapi, inilah satu-satunya cara pada saat itu agar kemerdekaan
                                                   dan kedaulatan di seluruh wilayah Indonesia dapat tercapai. PM Hatta
                                                   mengatakan kepada BP KNIP bahwa perjuangannya selanjutnya adalah
                                                   aktif dalam RIS, di mana RI akan memainkan peran tersendiri dalam
                                                   pemerintahan sementara tersebut. Mengenai bagaimana hak dan
                                                   kekuasaan yang akan diserahkan RI kepada RIS, akan dibahas kemudian
                                                   oleh BP KNIP untuk menjadi bahan perundingan delegasi RI.  Dengan
                                                                                                         646
                                                   demikian, telah jelas melalui keterangan Hatta bahwa bentukan RIS
                                                   adalah sesuatu yang sementara sebelum persatuan RI (nantinya disebut
                                                   Negara Kesatuan Republik Indonesia/NKRI) dapat terwujud.
                                   Hatta                 Menanggapi pidato Hatta pada tanggal 16 Februari 1948, BP

                         menjelaskan               KNIP mengadakan sidangnya. Dalam pandangan umum BP KNIP,
                           bagaimana               terdapat catatan mengenai anggota-anggota yang menentang atau

                                strategi           mendukung kabinet presidensial Hatta dan programnya. Para anggota
                           perjuangan              yang menentang, di antaranya adalah Sunyoto (BTI), Syaranamual
                                                   (Pesindo), Tambunan (Parkindo), dan Luat Siregar (PKI), sementara
                   pemerintah telah                yang mendukung kabinet Hatta dan programnya adalah Syamsudin
                         berubah dari              (Masyumi), Ki Mangunsarkoro (PNI), Anharudin (SOBSI), dan Abu Umar

                   mempertahankan                  (STII). Anggota yang mengritik pemerintah, tetapi tidak mengambil
                             RI kepada             sikap, adalah Iskandar Tejasukmana (wakil Sumatera), Zainul Arifin
                                                   (Masjumi), K. Werjoyo (SOBSI), Lobo (wakil Sunda Kecil), Krissubanu
                       pembentukan                 (Pesindo), Cugito (Pesindo), dan Nyoto (PKI).  Perbedaan pendapat
                                                                                             647
                                     RIS.          mengenai dibentuknya Kabinet Hatta ini turut mencerminkan
                                                   pandangan dalam fraksi-fraksi yang ada pada BP KNIP.
                                                         Pada tanggal 24 Februari 1948, BP KNIP bersidang kembali
                                                   untuk membahas penambahan seksi dalam alur kerjanya. Sidang
                                                   memutuskan untuk membentuk seksi tambahan, oleh karena Kabinet
                                                   Hatta memiliki kementrian baru, yaitu Pembangunan dan Pemuda.
                                                   BP KNIP memutuskan bahwa seksi-seksi dalam BP pada tahun 1948
                                                   antara lain:
                                                         1.   Seksi Dalam dan Luar Negeri, dengan ruang lingkup kerjanya
                                                            meliputi Kementrian Dalam Negeri, Luar Negeri, Kehakiman,
                                                            Jawatan Kepolisian, dan Urusan Minoritas;
                                                         2.  Seksi Kemakmuran, dengan ruang lingkup kerjanya meliputi
                                                            Kementrian Keuangan, Perhubungan, Pekerjaan Umum, dan
                                                            Makanan Rakyat;




                                                   646  Nasional, 16 Februari 1948 dalam Deliar Noer dan Akbarsyah, 2005, Op.Cit., hlm. 191
                                                   647   Nasional, 17, 18, dan 24 Februari 1948 dalam Deliar Noer dan Akbarsyah, Op.Cit., 2005, hlm. 192




                            SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT   397
                              REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018




         A BUKU SATU DPR 100 BAB 05 CETAK.indd   397                                                               11/18/19   4:53 AM
   393   394   395   396   397   398   399   400   401   402   403