Page 406 - BUKU SATU - DARI VOLKSRAAD KE KOMITE NASIONAL INDONESIA PUSAT 1918-1949
P. 406

K omite Nasional  Indonesia Pusa t
                                                                                                       1945 – 1949


                                                   memiliki penilaian berbeda terhadap RUU ini. Persetujuan terhadap
                                                   RUU ini datang dari partai-partai Sayap Kanan dalam BP KNIP. Mereka
                                                   mengecam  dan  mengutuk  Peristiwa  Madiun  yang  didalangi  oleh
                                                   FDR dan PKI. Kelompok ini, dalam BP KNIP, juga membentuk Front
                                                   Kemerdekaan Nasional untuk mengamankan RI dan mempertahankan
                                                   pemerintahan Soekarno-Hatta. Pengurus dari Front Kemerdekaan
                                                   Nasional adalah Mangunsarkoro (PNI) sebagai Ketua, serta Syamsudin
                                                   (Masyumi) dan Mohammad Saleh Suaidi (Masyumi) sebagai Wakil
                                                   Ketua. Partai Sosialis Indonesia (PSI) dan Badan Kongres Pemuda RI
                                                   (BKPRI) juga mengutuk peristiwa Madiun, serta memecat Sumarsono
                          Komunikasi               (Ketua BPKRI) yang terlibat. Lima organisasi buruh yang tergabung
                          yang intens              dalam SOBSI, yang dianggap mendukung Peristiwa Madiun, juga
                      dilakukan oleh               menyatakan diri keluar dari perserikatan, di antaranya adalah Serikat

                          pemerintah               Buruh Kementrian Kehakiman, PBI, Serikat Buruh Kementrian
                                                   Pekerjaan Umum, Serikat Buruh Bank Negara, dan Serikat Buruh
                            kepada BP              Tembakau, atas dasar ketidaksetujuan mereka dengan pandangan
                     KNIP mengenai                 SOBSI. Simpati yang besar dari gerakan buruh terhadap pemerintah
                             tindakan-             menunjukkan bahwa tidak semua golongan sayap kiri ketika itu

                       tindakan yang               mendukung pemberontakan di Madiun.
                                                         Komunikasi yang intens dilakukan oleh pemerintah kepada BP
                      dilakukan oleh               KNIP mengenai tindakan-tindakan yang dilakukan oleh pemerintah
                          pemerintah               untuk menumpas pemberontakan Madiun. Pada bulan Oktober 1948,
                                  untuk            pemerintah memberi keterangan kepada BP KNIP tentang capaian-

                          menumpas                 capaian yang berkaitan dengan Peristiwa Madiun. Pada umumnya,
                                                   telah terlihat kemajuan dalam upaya menumpas pemberontakan.
                    pemberontakan                  Menteri Kehakiman Susanto Tirtoprojo menjelaskan bahwa mereka
                               Madiun.             yang terkait Pemberontakan Madiun sudah ditangkapi, termasuk juga
                                                   mereka yang menerapkan militerisasi pada instansi-instansi penting
                                                   di Madiun dan sekitarnya, seperti Jawatan Kereta Api, Jawatan Listrik
                                                   dan Gas, serta Jawatan Pekerjaan Umum.
                                                                                          657
                                                           Pada bulan Oktober hingga awal Desember 1948, pemerintah
                                                   berhasil mengalahkan sisa-sisa pemberontak. Musso sendiri tewas
                                                   ditembak dalam suatu kontak senjata pada akhir Oktober 1948. Amir
                                                   Syarifuddin yang pada saat Peristiwa Madiun berada di Yogyakarta
                                                   pun ditangkap, kemudian tewas di bulan Desember 1948 saat
                                                   pemberontakan sudah berhasil dipadamkan oleh pemerintah RI.




                                                   657  Berita Nasional, 27, 29, dan 30 Oktober 1948 dalam Deliar Noer dan
                                                      Akbarsyah, 2005, Op.Cit., hlm. 215




                            SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT   405
                              REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018




         A BUKU SATU DPR 100 BAB 05 CETAK.indd   405                                                               11/18/19   4:53 AM
   401   402   403   404   405   406   407   408   409   410   411