Page 149 - BUKU TIGA - WAJAH BARU PARLEMEN INDONESIA 1959-1966
P. 149

SEABAD RAKYAT INDONESIA
                 BERPARLEMEN



                                                       Jika MPR mau disebut sebagai penjelmaan rakyat seluruh
                                                  Indonesia, hal tersebut hanya tercapai bilamana wakil rakyat (DPR)
                                                  menjadi mayoritas mutlak dalam MPR, sedangkan wakil daerah (utusan
                                                  daerah-daerah) dan wakil golongan (utusan golongan fungsional)
                                                  sebagai pelengkap, sebab majelis harus menjadi wakil-wakil yang
                                                  dapat mencerminkan seluruh kehendak rakyat Indonesia. Jika tidak
                                                  demikian, rakyat dapat memanggil kembali melalui organisasi atau
                                                  partai-partai/golongan politik yang memilihnya.


                                                  3.3.4 Susunan DPR Dalam Praktek
                                                  Ketatanegaraan
                                                       Pada awal tulisan ini telah dijelaskan bahwa majelis yang pertama
                                                  dikenal adalah MPRS yang dibentuk berdasarkan Penetapan Presiden
                                                  Nomor 2 Tahun 1959 jo Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 1959. Kedua
                                                  ketentuan tersebut bersumber pada Dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959,
                                                  yang antara lain menetapkan ”Pembentukan Dewan Perwakilan Rakyat
                                                  Sementara, yang terdiri atas anggota-anggota Dewan Perwakilan
                                                  Rakyat ditambah dengan utusan dari daerah dan golongan akan
                                                  diselenggarakan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.” Dari
                                                  Penetapan Presiden Nomor 2 Tahun 1959 (lihat lampiran Penetapan
                                                  Presiden tersebut), dapat disimpulkan hal-hal berikut:
                                                       1.   Sebelum tersusun MPR, menurut pasal 2 ayat (1) UUD 1945;
                                                           dibentuk MPRS yang terdiri atas:
                                                             a.   Anggota-anggota DPR (berdasarkan Penpres No. 1
                                                                Tahun  1959);
                                                             b.   ditambah dengan:
                      Jika MPR mau                              b.1.  utusan dari daerah-daerah, dan

                    disebut sebagai                             b.2.  utusan dari golongan-golongan.

                penjelmaan rakyat                      2.   Jumlah anggota MPRS ditetapkan oleh Presiden.
                                                       3.   Yang dimaksud dengan utusan daerah dalam pasal 2  ayat (1)
                seluruh Indonesia,
                                                          UUD 1945 ialah utusan daerah swatantra tingkat 1; dan utusan
                hal tersebut hanya                        golongan ialah golongan karya. (pasal 2 Penpres

                 tercapai bilamana                        dan penjelasannya).

                 wakil rakyat (DPR)                    4.  Anggota-anggota tambahan MPRS (utusan daerah dan  utusan
                                                          golongan) diangkat oleh Presiden.
               menjadi mayoritas
                                                       5.  Anggota tambahan MPRS harus mengangkat sumpah/janji
               mutlak dalam MPR,                          menurut agamanya di hadapan Presiden atau Ketua MPRS

                                                          yang dikuasakan untuk itu oleh Presiden, sebelum memangku
                                                          jabatannya.





                                     dpr.go.id   144
   144   145   146   147   148   149   150   151   152   153   154