Page 147 - BUKU TIGA - WAJAH BARU PARLEMEN INDONESIA 1959-1966
P. 147

SEABAD RAKYAT INDONESIA
                 BERPARLEMEN



                                                  yang bagaimanakah maksud UUD 1945? Pendefinisian hal tersebut
                                                  perlu dibatasi, atau setidak-tidaknya mempunyai kategori/kelas,
                                                  untuk menghindari kesimpangsiuran penentuan “utusannya” di MPR.
                                                  Penjelasan pasal 2 ayat (1) UUD 1945 menyebut “golongan-golongan”
                                                  ialah badan-badan seperti koperasi, serikat sekerja, dan badan kolektif.
                                                  Aturan demikian memang sesuai dengan aliran zaman. Berhubung
                                                  dengan anjuran mengadakan sistem koperasi dalam ekonomi, ayat
                                                  ini mengingat akan adanya golongan dalam Badan Ekonomi. Dalam
                                                  perkembangannya, pemerintah pernah menyatakan bahwa ”golongan-
                                                  golongan” dalam pasal 2 ayat (1) UUD 1945 adalah yang disebut golongan
                                                  fungsional atau golongan karya:
                                                       a.  Golongan Tani
                                                       b.  Golongan Buruh/Pegawai
                                                       c.  Golongan Pengusaha Nasional
                                                       d.  Golongan Koperasi
                                                       e.  Golongan Angkatan Bersenjata
                                                       f.   Golongan Veteran
                      Mengenai cara                    g.  Golongan Alim Ulama (Islam, Katolik, Protestan, dan Hindu
                   pengisian utusan                       Bali)

                  golongan di MPR,                     h.  Golongan Pemuda
                                                       i.   Golongan Wanita
                   tampaknya pada                      j.   Golongan Seniman

                        pembicaraan                    k.  Golongan Wartawan
                        para Anggota                   l.   Golongan Cendikiawan/Pendidik

                  Panitia, Persiapan                   Selanjutnya dalam perkembangan praktik ketatanegaraan,
                                                  golongan telah dibedakan atas:  183
                       Kemerdekaan                     a.  Golongan Karya (politik) yang ikut dalam pemilihan umum;

                Indonesia tidak ada                    b.  Golongan Katya Angkatan Bersenjata RI; dan
                       kesepakatan ...                 c.  Golongan Karya non-ABRI.
                                                       Mengenai cara pengisian utusan golongan di MPR, tampaknya
                                                  pada pembicaraan para Anggota Panitia, Persiapan Kemerdekaan
                                                  Indonesia tidak ada kesepakatan, dan akhirnya diserahkan kepada
                                                  legislatif untuk menentukannya dalam bentuk undang-undang.
                                                  Kemudian dalam undang-undang (demikian juga dalam Penpres/
                                                  Perpres) dipakai sistem pengangkatan dan penunjukan oleh Presiden
                                                  sebagai Kepala Negara. Dari pengertian ketiga unsur DPR, utusan
                                                  daerah dan utusan golongan tersebut sudah jelas  yang akan dipilih



                                                  183   Lihat UU Susunan dan Kedudukan MPR DPR dan DPRD No.16/1969-jo UU No IS Tahun 1975.




                                     dpr.go.id   142
   142   143   144   145   146   147   148   149   150   151   152