Page 21 - BUKU TIGA - WAJAH BARU PARLEMEN INDONESIA 1959-1966
P. 21

PEND AHUL U AN




                                                       Kritik juga disampaikan oleh Mohammad Hatta ketika
                                                  memberikan penilaian terhadap pelaksanaan Demokrasi Terpimpin
                                                  melalui tulisannya yang berjudul Demokrasi Kita dalam Majalah Panji
                                                  Masyarakat. Inti tulisan Hatta dalam majalah tersebut terkait dengan
                                                  tindakan-tindakan Presiden Soekano, tugas-tugas DPR sampai pada
                                                  pengamatan Hatta terkait dengan adanya krisis demokrasi, yaitu
                                                  demokrasi yang tidak kenal batas kemerdekaannya, lupa syarat
                                                  hidupnya, dan hanya menjadi anarki yang lambat laun akan digantikan
                                                  dengan diktator.  20
                                                       Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan utama yang
                                                  akan dibahas dalam buku ini adalah bagaimana dinamika DPR-GR
                                                  dalam pengembangan pemikiran dan pembangunan politik bangsa
                                                  dalam kehidupan berdemokrasi melalui legislatif. Dengan demikian,
                                                  tulisan ini akan diawali dengan pembahasan DPR-GR sebagai wajah
                                                  baru parlemen Indonesia. Pada bagian ini dibahas proses peralihan
                                                  dari DPR hasil pemilu ke DPR GR. Lebih detail pada bagian ini dibahas
                                                  tentang DPR pada masa proses peralihan demokrasi, pembubaran
                                                  DPR-GR yang dipicu penolakan anggaran pendapatan belanja negara
                                                  1960. Pembubaran DPR hasil pemilu memicu respons dari tokoh-tokoh
                                                  politik dengan membentuk Liga Demokrasi. Kajian lain dari bab ini
                                                  adalah menjelaskan terkait dengan wajah baru DPR Indonesia. Bagian
                                                  ini ditutup dengan peraturan tata tertib DPR-GR.
                                                       Bab lain yang dibahas dalam buku ini adalah dari wakil
                                                  rakyat menjadi pembantu Presiden. Pembahasan diawali dengan
                                                  pemandangan umum untuk mengantarkan pada isi yang membahas
                                                  kedudukan DPR menurut UUD 1945. Selain itu, diperjelas juga dengan
                                                  adanya penjelasan kedudukan, tugas, dan wewenang DPR-GR. Pada
                            Kritik juga           bagian ini juga dikaji terkait dengan dinamika dan kajian kejadian
                  disampaikan oleh                bersejarah, seperti Irian Barat dan Malaysia.
                                                       Pada bab berikutnya dibahas terkait dengan konstelasi politik
                 Mohammad Hatta
                                                  di Parlemen masa Demokrasi Terpimpin. Bagian ini akan menjelaskan
                ketika memberikan                 piramida kekuatan politik di parlemen. Penyederhanaan parta-partai,

                penilaian terhadap                lahirnya Liga demokrasi dan juga pembahasan Barisan pembela
                         pelaksanaan              Soekarno, pembubaran PSI dan Masyumi, dan adanya beberapa hasil
                                                  perundangan dari DPR-GR dan kebijakan sesudahnya.
                           Demokrasi
                                                       Bab berikutnya membahas DPR-GR dan kebijakan pada masa
                         Terpimpin ,,,            Demokrasi Terpimpin. Terkait dengan kondisi objektif, DPR-GR,



                                                  20   Anhar Gonggong, Musa Asy’ari (eds),   60 tahun Sketsa Perjalanan Bangsa Berdemokrasi, Jakarta:
                                                    Kominfo, 2005. Hlm.79




                         SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT   13
                           REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018
   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26