Page 16 - BUKU TIGA - WAJAH BARU PARLEMEN INDONESIA 1959-1966
P. 16

SEABAD RAKYAT INDONESIA
                 BERPARLEMEN



                                                  mampu menyelesaikan tugas yang diberikan rakyat melalui pemilihan
                                                  umum  untuk  menyusun  undang-undang dasar  yang  baru  untuk
                                                  menggantikan UUDS 1950. Presiden yang menetapkan kembali ke UUD
                                                  1945, merupakan suatu jalan keluar dari segala kemacetan yang terjadi
                                                  pada era itu. Penetapan UUD 1945 ini karena UUD 1950 yang menjamin
                                                  kehidupan demokrasi liberal ternyata menimbulkan kemacetan dalam
                                                  segala bidang kehidupan dan penghidupan rakyat.
                                                          Setelah ditetapkannya Dekrit Presiden, pelaksanaan demokrasi
                                                  terpimpin sudah dimulai. Sejak saat itu, setiap putusan yang diambil
                                                  pada hakikatnya atas dasar dan pandangan pribadi Presiden Soekarno.
                                                  Sebagai  contoh,  badan  perwakilan  yang  dibentuk  pasca-Dekrit
                                                  Presiden, seperti MPRS, sekalipun anggotanya mewakili rakyat, namun
                                                  keanggotaan mereka atas dasar penunjukan pribadi Presiden dan
                                                  bukan atas dasar pemilihan umum. Selain MPRS, dibentuk pula DPAS
                                                  sebagai amanat dari Dekrit presiden 5 Juli 1959. Presiden Soekarno
                                                  menyatakan dengan jelas bahwa badan-badan pemerintahan dengan
                                                  tidak ada kecuali merupakan “tool” atau alat yang akan di”retool”
                                                  apabila tidak memenuhi keingin-keinginnannya. 13
                                                         Selain pembentukan lembaga baru, sebagaimana yang telah
                                                  disebutkan, DPR hasil pemilu 1955 diminta Presiden Soekarno untuk
                                                  tetap menjalankan tugasnya dan fungsinya, namun disesuaikan dengan
                                                  UUD 1945, karena DPR hasil pemilu awalnya menjalankan fungsi
                                                  berdasarkan UUD Sementara 1950.  Salah satu bentuk penyesuaian diri
                                  Selain
                                                  dari DPR ini adalah sikap DPR yang secara aklamasi dalam sidang DPR
                       pembentukan                pada 22 Juli 1959 yang mendukung dan menyetujui Dekrit Presiden

                      lembaga baru,               5 Juli 1959.  Namun disisi lain, dalam rangka menjalankan UUD 1945,

                sebagaimana yang                  Ketua DPR, Mr. Sartono menyarankan agar Presiden Soekarno
                                                  meminta mandat ke DPR untuk melakukan perombakan struktur
                   telah disebutkan,
                                                  kenegaraan sesuai dengan UUD 1945. Namun, usulan ketua DPR
                   DPR hasil pemilu               tersebut disikapi Presiden Soekarno dengan penolakan. Lebih lanjut

                        1955 diminta              disebutkan bahwa Presiden Soekanro akan datang ke DPR hanya untuk

                 Presiden Soekarno                menjelaskan perubahan konstitusi, program cabinet, dan lain-lain,
                                                  tidak untuk meminta mandat. Hal ini menunjukkan bahwa Presiden
                         untuk  tetap
                                                  tidak terikat dengan DPR, yang berarti bahwa DPR hanyalah tool.
                        menjalankan                      Presiden Soekarno dalam pidatonya pada hari kemerdekaan

                       tugasnya dan               17 Agustus 1959 menguraikan ideologi Demokrasi Terpimpin

                            fungsinya             yang isinya mencakup revolusi, gotong royong, demokrasi

                                                  13   Abdullah Dahana,2012,  Indonesia dalam Arus Sejarah: Pascarevolusi, Vol. 78, Jakarta: Ichtiar
                                                    Baru van Hoeve.




                                     dpr.go.id   8
   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21