Page 14 - BUKU TIGA - WAJAH BARU PARLEMEN INDONESIA 1959-1966
P. 14
SEABAD RAKYAT INDONESIA
BERPARLEMEN
Dalam konteks ini, demokrasi dalam pemikiran Presiden
Soekarno adalah pemerintahan rakyat. Cara pemerintahan ini memberi
hak kepada seluruh rakyat untuk ikut memerintah. Cara tersebut
menurut Presiden Soekarno merupakan cita-cita Partai Nasional
Indonesia. Hal yang menarik dari pandangan Presiden Soekarno
ini adalah peringatannya terhadap demokrasi. Lebih jauh, Presiden
Soekarno mengingatkan kita bahwa dalam mencita-citakan paham
dan cara pemerintahan harus berhati-hati, jangan meniru begitu saja
demokrasi yang dipraktikan di dunia modern, terutama dari Barat.
Dalam pandangan Presiden Soekarno, bukan demokrasi seperti itu
yang harus ditiru. Demokrasi Barat itu hanya demokrasi parlementer
atau demokrasi politik semata, demokrasi seperti itu menurut Presiden
Soekarno tidak menyelamatkan masyarakat. Jadi kita tidak boleh
mengeramatkan demokrasi ala barat ini. 9
Lebih lanjut Presiden Soekarno dalam amanatnya pada tanggal
25 Juni 1959 menegaskan bahwa
“ ….demokrasi terpimpin adalah satu
... realita demokrasi yang dengan tegas dan jelas dan tentu
di lapangan dari menuju kepada satu jurusan yaitu dalam hal kita
gagasan Presiden menuju kepada jurusan terselenggaranya amanat
penderitaan rakyat atau sosialisme ala Indonesia
Soekarno yang atau sosialisme Indonesia.” 10
dituangkan dalam
Konsepsi Presiden Walaupun demikian, Presiden Soekarno pada awalnya masih
1957 kurang menaruh harapan besar kepada demokrasi parlementer, tatkala
Indonesia melakukan pemilihan umum pada tahun 1955. Harapan
mendapat dukungan
besar Presiden Soekarno terhadap pemilu 1955 merupakan suatu
dari partai politik proses pembelajaran untuk membangun demokrasi Indonesia. Namun,
yang ada. harapan besar itu tidak sesuai dengan fakta di lapangan. Hal tersebut
juga diungkapkan oleh Presiden Soekarno dalam pidato pada tahun
1963 yang mengatakan bahwa zaman “demokrasi raba-raba” telah
ditutup, zaman demokrasi yang lebih konkret telah berjalan. Realita
yang terjadi di lapangan tidak seperti apa yang diharapkan Presiden
Soekarno pada awal pelaksanaan pemilihan umum 1955.
Di sisi lain, realita di lapangan dari gagasan Presiden Soekarno
9 B.N. Marbun, DPR-RI Pertumbuhan dan Cara Kerjanya, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1992,
hlm. 109
10 B.N. Marbun, DPR-RI Pertumbuhan dan Cara Kerjanya, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 19
92, hlm. 115
dpr.go.id 6