Page 13 - BUKU TIGA - WAJAH BARU PARLEMEN INDONESIA 1959-1966
P. 13

PEND AHUL U AN




                                                       Pengumuman SOB yang dilakukan Presiden Soekarno membuka
                                                  peluang tentara untuk terlibat di dalam politik. Suksesnya TNI dalam
                                                  menumpas pemberontakan dan melemahnya pamor demokrasi
                                                  parlementer memberikan banyak peluang pada TNI untuk terlibat
                                                  langsung ke dalam politik praktis. Kondisi ini yang mengawali kelahiran
                                                  doktrin Dwi Fungsi TNI.
                                                       Kekacauan politik yang timbul karena pertikaian partai politik
                                                  di Parlemen menyebabkan sering jatuh bangunnya kabinet sehingga
                                                  menghambat pembangunan. Kondisi ini diperparah dengan kegagalan
                                                  Dewan Konstituante dalam menyusun UUD yang baru. Kegagalan
                                                  Dewan Konstituante membuat negara Indonesia tidak memiliki pijakan
                                                  hukum yang pasti, yang ada adalah UUD Sementara 1950. Kegagalan
                                                  Konstituante ini disebabkan oleh setiap partai hanya mengusung
                                                  kepentingan kelompoknya tanpa memperhatikan kepentingan bangsa
                                                  dan negara secara menyeluruh.
                                                                               8
                                                       Kondisi seperti ini mendorong beberapa partai politik
                                                  mengusulkan kepada Soekarno agar mengambil kebijakan untuk
                                                  mengatasi gejolak politik yang terjadi. Hal ini juga didukung oleh
                                                  kekuatan TNI AD yang dipimpin oleh Nasution, yang mendorong
                                                  Presiden Soekarno untuk mengambil keputusan tegas. Presiden
                                                  Soekarno akhirnya mengeluarkan Dekrit Presiden pada pukul 17.00
                                                  WIB, tanggal 5 Juli 1959. Peristiwa ini menjadi langkah awal menuju
                                                  Demokrasi terpimpin.
                            Demokrasi                  Demokrasi Terpimpin adalah satu sistem pemerintahan yag

                  Terpimpin adalah                ditawarkan kepada rakyat Indonesia oleh Presiden Soekarno melalui
                           satu sistem            gagasannya yang dikenal sebagai Konsepsi Presiden 1957. Konsepsi

                 pemerintahan yag                 tersebut disampaikan Presiden Soekarno pada Februari 1957 sebagai
                                                  upaya pembaruan kehidupan politik di Indonesia yang dinilai kacau
                 ditawarkan kepada                karena pertikaian partai politik. Pokok pikiran Presiden Soekarno yang

                    rakyat Indonesia              terkandung dalam konsepsi tersebut adalah sebagai berikut.
                        oleh Presiden                  1.   Pembaruan struktur politik dilakukan dengan menerapkan

                   Soekarno melalui                       sistem Demokrasi Terpimpin yang didukung oleh kekuatan
                                                          yang merupakan cerminan aspirasi masyarakat secara
                  gagasannya yang                         seimbang.

                     dikenal sebagai                   2.  Kabinet Gotong Royong dibentuk dengan memperhatikan
                              Konsepsi                    imbangan kekuatan dalam masyarakat, yaitu kekuatan politik

                       Presiden 1957.                     dan unsur golongan dalam masyarakat atau fungsional.

                                                  8   Anhar Gonggong, Musa Asy’ari (eds),   60 tahun Sketsa Perjalanan Bangsa Berdemokrasi, Jakarta:
                                                    Kominfo, 2005. Hlm.71




                         SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT   5
                           REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018
   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18