Page 234 - BUKU TIGA - WAJAH BARU PARLEMEN INDONESIA 1959-1966
P. 234
K ONS TELA SI POLITIK MA S A
DEMOKR A SI TERPIMPIN
4.4. Penyederhanaan Partai-Partai Politik
4.4.1. Latar Belakang dari Hasil Pemilihan
Umum 1955
Ide keinginan penyederhanaan partai, pertama kali dikemukakan
oleh Presiden Soekarno pada pidato Sumpah Pemuda di Yogyakarta
tahun 1956. Soekarno menyatakan bahwa maklumat X pemerintah yang
dikeluarkan pada November 1945, mengenai anjuran pembentukan
partai dapat dikatakan sebagai suatu kesalahan yang mendorong
terjadinya kehidupan yang saling mementingkan berbagai kepentingan
partainya sebagai konsekuensi dari kebijakan sistem multipartai.
Imbauan ini terkait dengan rencana akan diadakannya pemilihan umum
pada Januari 1946, ketika Komite Nasional Pusat mulai terbentuk. 293
Keberhasilan tujuan tersebut menuntut sebuah pendekatan yang
dinamis dan dialektis. Apa itu pendekatan dinamis? Pendekaan dinamis
adalah sebuah cara atau mekanisme perjuangan yang selalu harus
diperbaiki sesuai kontekstulitasnya perkembangan/pertumbuhan
masyarakat itu sendiri. Perkembangan dinamika masyarakat Indonesia
saat itu, setidak-tidaknya meliputi, diantaranya taraf pendidikannya
mulai tumbuh secara dinamis; populasi jumlah murid (students);
Keberhasilan populasi rakyat semakin meningkat; kesadaran rakyat; tuntutan-
tuntutan hidup—kesemuanya berbagai elemen ini tumbuh secara
tujuan tersebut
cepat dan dinamis. Perkembangan ini, “saya namakan sebagai Revolusi-
menuntut sebuah tuntutan-meningkat (Revolution of rising demands). 294
pendekatan yang Bagaimana pula yang dimaksud pendekatan dialektis?
295
dinamis dan Pendekatan dialektika Hegelian ini yang dimaksudkan oleh Presiden
Sokarno adalah perkembangan sebuah masyarakat selalu berjalan
dialektis.
secara dialektis, yaitu dengan munculnya berbagai persoalan dengan
elemenen-elemen para penentang (mavericks). Berbagai respons yang
paradoksal, kontradiksi, modernisasi (developments), perubahan dan
mobilitas sosial pun juga akan mendapatkan berbagai perlawanan.
Siapa pun yang tidak memiliki pandangan (perspective) dialektis akan
gagal menghadapi perkembangan masyarakatnya yang sedang tumbuh
dengan seluruh identitasnya yang ingin mereka tegakkan. “Apalagi
293 Herbert Feith & Lance Castle, 1988, Pemikiran politik Indonesia 1945-1965, Jakarta: LP3ES, hlm.,
62-67.
294 Ibid.,
295 Berfikir secara dialektis adalah sebuah perubahan sosial atau pertumbuhan masyarakat selalu
akan diwarnai tiga periode ini, diantaranya sintesa; anti tesa dan munculnya sintesa baru. Ketika
sintesa baru ini menjadi dominan di tengan-tengah masyarakat dalam waku tertentu sintesa
baru akan naik menjadi sintesa (sintesis). Selanjutnya dalam masa tertentu sesuai situasi kondisi
masyarakat yang baru sitesa akan mendapat perlawanan (anti tesa) dari masyarakat yang sdang
tumbuh / berkembang. Begitu seterusnya lingkaran dialektika itu terus akan terjadi.
SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT 231
REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018