Page 229 - BUKU TIGA - WAJAH BARU PARLEMEN INDONESIA 1959-1966
P. 229

SEABAD RAKYAT INDONESIA
                 BERPARLEMEN



                                                  dan Komunisme (Sosialisme).   Penyatuan ketiga ideologi ini adalah
                                                                             283
                                                  sebuah yang ideal untuk realita struktur sosial masyarakat kita, namun
                                                  memerlukan proses yang cukup panjang. Berikut ini terdapat sebuah
                                                  pernyataan Soekarno muda.


                                                                   Mempelajari, mencari hubungan antara ketiga
                                                             sifat itu, membuktikan, bahwa tiga haluan ini dalam
                                                             suatu  negeri  jajahan tiada guna berseteru satu
                                                             sama lain, membuktikan pula, bahwa gelombang
                                                             ini  bisa bekerja bersama-sama menjadi  satu
                                                             gelombang  yang maha-besar  dan maha-kuat,
                                                             satu ombak-taufan  yang tidak dapat   ditahan
                  Penyatuan ketiga                           terjangannya,  itulah  kewajiban  yang  kita  semua

                          ideologi ini                       harus memikulnya”
                      adalah sebuah
                                                                   “Entah   bagaimana   tercapainya   persatuan
                   yang ideal untuk
                                                             itu;   entah   pula bagaimana  rupanya  persatuan  itu;
                      realita struktur                       akan  tetapi  tetaplah,  bahwa kapal yang membawa

                  sosial masyarakat                          kita ke Indonesia-merdeka itu, iyalah kapal-kapal
                         kita, namun                         persatuan adanya!” (Suluh Indonesia muda, 1926) 284

                        memerlukan
                                                        Selanjutnya bagaimana Soekarno memaknai nsionalisme dalam
                proses yang cukup                 buku Di Bawah Bendera Revolusi (1964), ia mengatakan pemikirannya,

                              panjang.            sebagai berikut ini.


                                                                   “Nasionalisme masyarakakat/Sosio-
                                                             nasionalisme, bukanlah nasionalisme “ngelamun”
                                                             bukanlah  nasionalisme  “kemenyan”, bukanlah
                                                             nasionalisme “melayang”’  tetapi nasionalisme
                                                             yang dengan  dua-dua  kakinya  berdiri   di
                                                             dalam  masyarakat.  Memang, maksudnya  sosio-
                                                             nasionalisme  ialah  memperbaiki  keadaan  yang
                                                             kini pincang itu menjadi keadaan yang sempurna,
                                                             tidak ada kaum yang tertindas, tidak ada kaum yang
                                                             cilaka, tidak ada kaum yang papa-sengsara 285



                                                  283 Perkembangan berikutnya orang-orang yang memimpin ISDV, pada akhirnya juga sebagai
                                                    motor berdirinya Perserikatan Komunis Hindia, yang  selanjutnya akan berubah menjadi Partai
                                                    Komunis Indonesia.
                                                  284 Lihat Ir. Soekarno, 1964. Di Bawah Revolusi Indonesia, Jakarta, hlm. 1-25.
                                                  285 Ibid, hlmn, 316.



                                     dpr.go.id   226
   224   225   226   227   228   229   230   231   232   233   234