Page 252 - BUKU TIGA - WAJAH BARU PARLEMEN INDONESIA 1959-1966
P. 252
K ONS TELA SI POLITIK MA S A
DEMOKR A SI TERPIMPIN
yang sempurna. Pemilihan Umum adalah untuk
menyempurnakan alat. Kalau hantu kebencian
dan hantu panas-panasan hati lahir dan merajalela
karena pemilihan umum itu adaah dus sekedar
alat untuk menyempurnakan alat. Kalau keutuhan
bangsa berantakan karena pemilihan umum
itu, kalau tenaga bangsa redam-redam karena
pemilihan umum itu, maka benarlah apa yang
kukatakan tempo hari, bahwa di sini “alat lebih jahat
daripada penyakit yang hendak disembuhkannya.” 311
Dari kutipan langsung ini, dapat disimpulkan bahwa konsepsi
politik Presiden Soekarno tentang konsepsi partai politik yang
dikehendaki adalah partai politik sebagai alat untuk mencapai tujuan
Revolusi Nasional. Ketika tidak berhasil dalam masa Demokrasi Liberal/
Parlementaria, tujuan tersebut mendorong Presiden Soekarno untuk
melahirkan sebuah kebijakan terselenggaranya Demokrasi Terpimpin
1959. Pembubaran Partai Masyumi, dan PSI serta pembekuan partai
Murba dapat dilihat dari perspektif ini, yaitu tidak paralelnya antara
kebijakan konsepsi partai politik Soekarno vis a vis dengan keinginan
... dapat
atau nafsu syahwati kekuasaan yang diinginkan para pendiri partai
disimpulkan bahwa politik dalam sistem multipartai.
konsepsi politik Jadi, Soekarno memang tidak begitu suka dengan kondisi
Presiden Soekarno multipartai. Sebagaimana yang dia pernah ungkapkan adanya
keinginan mengubur parai-partai politik.
tentang konsepsi
partai politik yang “Di dalam bulan Noember 1945—terus terang
dikehendaki adalah saja kita membuat satu kesalahan yang amat besar,
partai politik sebagai yaitu kita menganjurkan dibangunkan partai-partai.
Itu suatu kesalahan : Nopember 1945!.....Tahukah,
alat untuk mencapai
Saudara-saudara pemuda dan pemudi, impianku
tujuan Revolusi ada saat aku berpidato di hadapan saudara-saudara
Nasional. ini? Impianku lha bok ya- kata orang Jawa, Lha bok
ya, pada satu saat pentol-pentol, artinya pemimpin-
pemimpin daripada partai-partai ini, berjumpa
satu sama lain, mengadakan musyawaroh satu
311 Muhammad Ali Syafa,at, 2009, “Pembubaran Partai Politik di Indonesia (Analisis Pengaturan
Hukum dan Praktik Pembubaran Partai Politik 1959—2004,” Jakarta: Fakultas Hukum Universitas
Indonesia, hlm., 139; Lihat juga Soekarno,1964, Di Bawah Bendera Revolusi, Jilid kedua, Jakarta:
Panitia Penerbit Di Bawah Bendera Revolusi, hlm., 199—200.
SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT 249
REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018