Page 259 - BUKU TIGA - WAJAH BARU PARLEMEN INDONESIA 1959-1966
P. 259
SEABAD RAKYAT INDONESIA
BERPARLEMEN
pemberontakan atau telah jelas memberikan
bantuan, sedangkan partai itu tidak dengan resmi
menyalahkan perbuatan-perbuatan anggotanya.
Partai Masyumi menjawab tidak! Alasannya
sebab Penpres No7/59 itu telah menetapkan sendiri
tanggal mulai berlakunya yaitu pada tanggal 31
Desember 1959. Padahal sejak Muktamar yang
ke IX April 1959 di Yogyakarta, telah ditetapkan
susunan Pimpinan Pusat yang terdiri Ketua
Prawoto Mangkusasmito, Wakil Ketua I Sukiman
Wirdjosandjojo, Wakil Ketua II Fakih Usman,
Wakil Ketua III Mohammad Roem, Sekretaris
Umum Yunan Nasution, Anggota terdiri : Kasman
Singodimedjo, Anwar Harjono, Ki Taufikurrahman,
AR Baswedan, Ardiwinangun, Hasan Basri, Osman
Raliby, Sindian Djajadiningrat, Saleh Iskandar,
Ahmad Azhari, Djamaluddin Dt Singomangkuto,
Sunaryo Mangunpuspito, Samsuridjai. Pengurus
Harian : Prawoto Mangkusasmito, Sukiman
Wirdjosandjojo, Faqih Usman, Mohammad Roem,
Yunan Nasution, Anwar Harjono, Hasan Basri,
Osman Raliby. Kemudian para anggota Dewan
Partai yang berjumlah 96 orang tidak ada satu
pun di antara mereka yang turut serta dalam
pemberontakan atau jelas-jelas memberikan
bantuannya. Mengenai para pemimpin Partai
Masyumi di daerah-daerah oleh Pimpinan Pusat
September 1958 dijelaskan adanya kenyataan bahwa sejak tanggal 5
Partai Masyumi September 1958 Partai Masyumi sebagai organisasi
telah dilarang oleh yang berwajib di daerah-daerah
sebagai organisasi
pemberontakan yaitu Tapanuli, Sumatera Barat,
telah dilarang oleh Riau daratan, Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah.
yang berwajib di Sejak saat itu pimpinan sesuai dengan larangan itu
daerah-daerah telah mengambil ketetapan bahwa Partai Masyumi
di daerah-daerah tersebut tidak ada lagi dan
pemberontakan
diputuskan segala hubungan seluruh partai dan
sejak saat itu pula dalam surat-surat Partai Masyumi
selalu disebutkan kata- kata : Kepada Dewan
dpr.go.id 256