Page 260 - BUKU TIGA - WAJAH BARU PARLEMEN INDONESIA 1959-1966
P. 260

K ONS TELA SI POLITIK  MA S A
                                                                                         DEMOKR A SI TERPIMPIN



                                                             Perwakilan  Wilayah/Cabang  Partai Masyumi
                                                             di seluruh Indonesia  (kecuali daerah  Tapanuli,
                                                             Sumatera Barat, Riau daratan, Sulawesi Utara dan
                                                             Sulawesi Tengah). Juga  dalam Muktamar  Partai
                                                             Masyumi ke IX di Yogyakarta utusan dari daerah-
                                                             daerah tersebut tidak lagi diundang dan memang
                                                             tidak ada. Pula dalam menyusun kepengurusan baru
                                                             pun  di  daerah-daerah  yang  bersangkutan tidak
                                                             dibuka lagi perwakilan-perwakilan seperti di masa-
                                                             masa yang sudah. Dalam hubungan ini Pimpinan
                                                             Pusat Partai Masyumi merasa perlu mengingatkan
                                                             kembali Statement Partai Masyumi  No.1130/Sek-
                                                             PP/I/M.VIII/1958 tanggal 17  Februari
                                                                   1958  yang ditandatangani  oleh  Sukiman
                                                             Wirdjosandjojo  dan Yunan  Nasution   Dalam
                                                             statement  itu tegas  disebutkan  antara lain
                                                             keyakinan  Partai  Masyumi  bahwa  pembentukan
                                                             Pemerintah Revolusioner adalah inkonstitusional
                                                             dan pembentukan  Kabinet  Karya dan  Dewan
                             Akhirnya,                       Nasional pun inkonstitusional  Dalam  statement

                  Soekarno menilai                           diberikan  saran-saran obyektif untuk mengatasi
                                                             krisis yang sedang melanda tanah air.
                                                                                               323
                        bahwa Partai                   Jawaban yang tegas terhadap ketiga pertanyaan yang diajukan
                      Masyumi tidak               oleh pemerintah, dan mengelak dari seluruh tuduhkan kepada partai
                  lebihnya bersikap               Masyumi bahwa Ketua Umumnya terlibat dan mensponsori PRRI.

                bagaikan kekuatan                 Partai Masyumi mengatakan keterlibatannya Ketua Umum itu atas
                                                  nama pribadi. Akhirnya, Soekarno menilai bahwa Partai Masyumi tidak
                          kepala batu             lebihnya bersikap bagaikan kekuatan kepala batu yang hanya akan

                  yang hanya akan                 merintangi jalannya revolusi Indonesia. Sekalipun para tokoh Partai
               merintangi jalannya                Masyumi mengemukakan berbagai argumen yang rasional, kebencian

                 revolusi Indonesia               Soekarno terhadap Partai Masyumi sudah jauh melebihi batas-batas
                                                  rasionalnya. Jadi menurut logika revolusi Soekarno, Masyumi dan PSI
                                                  tidak patut diakui dan berhak hidup sebagai partai yang sah, akhirnya
                                                  nasib partai Masyumi dan PSI harus dibubarkan demi revolusi yang
                                                  belum selesai.  Tepat pada dirgahayu kemerdekaan, yakni 17 Agustus
                                                              324
                                                  1960 dengan  mempertimbangkan  Penpres No 7/1959 Pasal 9,  juncto
                                                  Keppres No 200/1960, dalam penjelasannya menyebutkan bahwa

                                                  323  Zaini Muslim Ahmad, Op., Cit., halm., 101-103; lihat juga  Badruzzaman Busyairi, 1985,  Catatan
                                                    Perjuangan HM Yunan Nasution,  Jakarta: Pustaka Panjimas, hlm., 257-261.
                                                  324  Ma`arif, Op. Cit., hlm., 54; Anwar, Op. Cit., hlm., 183.




                         SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT   257
                           REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018
   255   256   257   258   259   260   261   262   263   264   265