Page 265 - BUKU TIGA - WAJAH BARU PARLEMEN INDONESIA 1959-1966
P. 265

SEABAD RAKYAT INDONESIA
                 BERPARLEMEN



                                                  keinginan memantau perkembangan kekuatan politik PKI dan sebisa
                                                  mungkin agar PKI tidak kokoh pengaruhnya, maka ketika BPS ikut
                                                  menyebarkan ajaran Soekarnoisme, para tokoh PKI merespons bahwa
                                                  ajarannya  dilabeli  sebagi  ajaran  yang  sesat  dan  berkhianat  pada
                                                  Soekarno, misalnya, ketika Sumartono menghadap Soebandrio (Wakil
                                                  PM 1 Menlu di Bandung. Menurutnya, persoalan Soekarnoisme yang
                                                  mampu menjelaskan gagasan Soekarnoisme tentu diri presiden sendiri,
                                                  Soekarno-bukan orang lain.
                                                       Ekplanasi selanjutnya adalah bagaimana perdebatan argumen
                                                  dari kedua kelompok ini—BPS vis a vis PKI (Lekra)—dalam koran-
                                                  koran yang anti-PKI vs koran PKI, Harian Rakyat. Uraian akan diakhiri
                                                  dengan alasan pembubaran BPS dengan diterbitkannya pelarangan
                                                  terbit sejumlah koran dari pihak BPS, berdasarkan dengan Keppres
                                                  No. 72IKOTI/1964, tentang gerakan politik yang mendukung Soekarno
                                                  tetapi anti-PKI ini akhirnya dibubarkan.
                              Polemik                  Polemik berkepanjangan yang memicu kegaduhan antara orang

                   berkepanjangan                 BPS vs PKI (Lekra) adalah tulisan artikel dari Sayuti Melik (Suluh
                      yang memicu                 Indonesia) secara serial di beberapa koran anti-PKI secara bersamaan.

                 kegaduhan antara                 Tulisan/artikel Juti (begitu orang-orang PKI memanggil Sayuti Melik),
                                                  bertemakan menulis seri artikel  yang menjelaskan dan menafsirkan
                                                                               337
                  orang BPS vs PKI                ajaran-ajaran Bung Karno dan karangan-karangannya itu dimuat dalam
                      (Lekra) adalah              surat-surat kabar yang menentang PKI. Koran-koran ini berhimpun
                  tulisan artikel dari            di belakang “Badan Pendukung/Penyebar Soekarnoisme” (BPS) yang

                Sayuti Melik (Suluh               dipimpin oleh Sumantoro dari Berita Indonesia.
                                                       Latar belakang semua ini adalah karena terjadinya polemik antara
                           Indonesia)             kaum komunis dengan golongan yang menentang PKI tentang apa yang

                                                  dinamakan “Soekarnoisme”. Masing-masing pihak mengajukan klaim
                                                  bahwa dialah yang paling mengerti dan mengamalkan ajaran-ajaran
                                                  Bung Karno alias “Soekarnoisme”.  Dalam bidang pers manifestasi
                                                                                 338
                                                  ini tampak pada mengelompoknya surat-surat kabar dalam golongan
                                                  yang pro dan yang anti-PKI. Sayuti Melik menulis seri artikel yang
                                                  menjelaskan dan menafsirkan ajaran-ajaran Bung Karno dan karangan-
                                                  karangannya itu dimuat dalam surat-surat kabar yang menentang PKI.
                                                       Setelah Dr. Subandrio menerima delegasi-delegasi SOKSI dan
                                                  BPS, ia menerangkan kepada pers bahwa hanya satu interpretasi
                                                  mengenai Soekarnoisme, yaitu hanya Soekarno yang mampu


                                                  337  Terdapat pula tentang Nasakom. Mengingat konsep Nasakom yang telah digelorakan oleh
                                                    Soekarno secara nyata mengakui keberadaan eksistensi PKI. Maka konsep Nasakom juga terkena
                                                    kritik dari Sayuti Melik.
                                                  338 https://alwishahab.wordpress.com/2006/03/12/badan-pendukung-sukarnoisme/




                                     dpr.go.id   262
   260   261   262   263   264   265   266   267   268   269   270