Page 268 - BUKU TIGA - WAJAH BARU PARLEMEN INDONESIA 1959-1966
P. 268
K ONS TELA SI POLITIK MA S A
DEMOKR A SI TERPIMPIN
4.7 Liga Demokrasi Sebagai Reaksi
Terbentuknya DPR-GR
Bagaimana situasi Partai politik setelah penyederhanaan?
Tanggal 12 Maret 1960, Presiden Soekarno bersama-sama Suwijo,
selaku Ketua Umum DPP PNI, Ketua Umum PB. NU, K.H. Idham Chalid,
DN Aidit, Ketua Umum CC PKI, dan Ketua Dewan Pertimbangan Agung
Roeslan Abdul Ghani pergi ke Tampak Siring untuk membicarakan
susunan anggota DPR Gotong-royong, pembentukan Front Nasional,
dan pengangkatan pejabat presiden selama presiden mengadakan
perjalanan ke luar negeri. Untuk susunan anggota DPR Gotong Royong
berjumlah seluruhnya 261 orang, yang terbagi menjadi dua, yaitu
terdiri dari golongan partai dan golongan karya termasuk angkatan
bersenjata. Menurut Partai Murba, susunan anggota DPR GR yang telah
diumumkan oleh Presiden Soekarno yang mempertahankan 3 kekuatan
utama partai politik, yaitu PNI (44 anggota), NU (36 anggota), PKI (30
anggota), dan golongan karya yang sealiran dengan PNI-NU-PKI, dapat
dipastikan DPR GR tidak akan lepas dari napas liberalisme. 343
Struktur keanggotaan DPR GR yang tidak mengikut sertakan
keanggotaannya dari Partai Masyumi, PSI, IPKI, Partai Katholik,
Parkindo, dan dua tokoh Partai NU, yakni Dachlan dan Imron sepakat
344
mendeklarasikan Liga Demokrasi pada 24 Maret 1960. Organisasi ini
Organisasi ini secara tegas menyatakan sikap beroposisinya terhadap pemerintahan
secara tegas Demokrasi Terpimpin serta menyerukan bahaya komunis di dalam
menyatakan sikap pemerintahan dan politik Soekarno. Sebuah kekhawatiran dan
keprihatinan yang mendalam akan berpengaruhnya paham PKI dalam
beroposisinya
pemerintahan.
terhadap Sementara itu, bagi Masyumi, Liga Demokrasi merupakan
pemerintahan saluran terakhir perlawanannya terhadap kepemimpinan Presiden
345
Demokrasi Soekarno. Liga Demokrasi tidak lain adalah sebuah badan yang
diarahkan untuk melakukan perlawanan terhadap sistem Demokrasi
Terpimpin serta
Terpimpin Soekarno yang cenderung otoriter. Dibentuknya Liga
menyerukan Demokrasi mengemban dua tujuan utama, yaitu pertama, sebagai
bahaya komunis kelompok penekan terhadap kepemimpinan Soekarno dengan
di dalam sistem Demokrasi Terpimpinnya (pembubaran DPR hasil pemilu
1955), dalam rangka memulihkan dan menegakkan demokrasi yang
pemerintahan dan
sesungguhnya. Kedua, untuk membendung meluasnya pengaruh
politik Soekarno.
343 Ibid., hlm., 58-59.
344 ‘NU daerah-daerah sambut Liga Demokrasi,” Pikiran Rakyat, 21 April 1960.
345 Nurani Soyomukti, Nurani, 2010, Soekarno Otoriter, Yogyakarta : Garasi, .hlm. 158.
SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT 265
REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018