Page 27 - BUKU TIGA - WAJAH BARU PARLEMEN INDONESIA 1959-1966
P. 27
D ARI DPR HA SIL PEMIL U 1955
KE DPR -GR
berhasil mengajukan persoalan Irian Barat untuk dibicarakan dalam
sidang umum PBB. DPR juga tetap melakukan sidang untuk mendukung
keberadaan wakil-wakil rakyat minoritas, membahas UU Pemerintahan
Daerah, hingga membahas berbagai resolusi yang berkaitan dengan
konflik di Hongaria dan penarikan pasukan asing dari suatu negara.
Alamiahnya, dinamika dalam sidang-sidang DPR berlangsung
dalam setiap sidang, misalnya resolusi mengenai Hongaria yang
diusulkan oleh Anwar Haryono dari Masyumi. Resolusi tersebut
berisi kecaman terhadap intervensi yang dilakukan oleh Uni Sovyet
terhadap Hongaria sekaligus menuntut Uni Sovyet untuk menarik
pasukannya. Karena terdapat usulan pula dari Adam Malik mengenai
adanya resolusi yang meminta PBB untuk mengeluarkan kebijakan yang
mewajibkan anggotanya menarik pasukan bersenjata dari negara lain,
dengan mengacu pada kasus-kasus di Terusan Suez dan Hongaria,
sempat diusulkan agar kedua resolusi ini “dikawinkan” saja karena
26
mengandung kemiripan. Namun, pada akhirnya kedua resolusi ini
disetujui untuk dibahas masing-masing oleh parlemen. Tidak ada yang
menolak usulan resolusi Adam Malik, sedangkan usulan resolusi Anwar
Haryono tidak disetujui antara lain oleh PKI karena partai ini tetap
menganggap bahwa Uni Sovyet tidak melakukan intervensi melainkan
masuk ke Hongaria karena diminta oleh Hongaria sendiri.
Bahkan pada bulan November 1956 DPR mampu menyelesaikan
pembahasan tujuh RUU yang menunjukkan cukup tingginya
produktivitas DPR saat itu, sehingga dapat dikatakan bahwa tahun
27
tersebut merupakan tahun dengan produktivitas tertinggi selama
Alamiahnya, masa-masa sidang DPR hasil Pemilu 1955 dalam tahun pertamanya
dinamika dalam bertugas.. Secara keseluruhan, sejak DPR “baru” ini bersidang pertama
sidang-sidang DPR kali pada tanggal 28 Maret 1956 hingga masa sidang terakhir sebelum
reses pada 19 Desember 1956, tujuh belas RUU berhasil disahkan. Hal
berlangsung dalam ini kemudian membuat koran Suluh Indonesia menyebutnya sebagai
setiap sidang, “rekor produktivitet dalam sedjarah kita”.
28
misalnya resolusi Hal tersebut juga mencakup RUU yang disahkan, yaitu RUU
mengenai Hongaria Anggaran Belanja tahun 1956, yang menjadi Rencana Anggaran Belanja
(RAB) pertama yang disahkan DPR dalam tahun anggaran berjalan,
yang diusulkan oleh meskipun sesungguhnya sudah terlambat, yaitu pada tanggal 19
Anwar Haryono Desember 1956. Pada masa sebelumnya, RAB selalu baru disahkan satu
dari Masyumi.
26 Istilah “dikawinkan” merujuk pada kata yang digunakan oleh koran dan usulan anggota DPR saat
itu.
27 Suluh Indonesia, 29 November 1956, hlm.
28 Suluh Indonesia, 21 Desember 1956, hlm. 3
SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT 21
REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018