Page 29 - BUKU TIGA - WAJAH BARU PARLEMEN INDONESIA 1959-1966
P. 29

D ARI DPR HA SIL  PEMIL U 1955
                                                                                                      KE DPR -GR



                                                  undang-undang dasar tetap diselesaikan Dewan Konsitituante. 32
                                                       Mengacu pada kondisi tersebut, pemerintahan Juanda yang
                                                  menggantikan kabinet Ali II kemudian mengajukan RUU kepada
                                                  DPR mengenai penunjukan pejabat yang akan menggantikan tugas
                                                  presiden sehari-hari bila presiden berhalangan, mangkat atau berhenti.
                                                  Berbagai opini yang beredar di kalangan anggota DPR saat itu adalah
                                                  mengganti presiden dengan: pertama, Ketua Mahkamah Agung; kedua,
                                                  Ketua Dewan Konstutuante; ketiga, Ketua DPR; keempat, dibentuk
                                                  Majelis Perwakilan yang terdiri dari Ketua DPR, Perdana Menteri dan
                                                  Ketua Mahkamah Agung. Pandangan ini tentu saja menidakkan usulan
                                                  pemerintah dalam RUU yang menyatakan bahwa pejabat presiden yang
                                                  akan diangkat adalah perdana menteri.
                                                       Alasan pemerintah mengajukan perdana menteri sebagai pejabat
                                                  presiden mengacu pada UUDS 1950 pasal 45 ayat 2 yang menyebut
                                                  bahwa tugas wakil presiden adalah membantu tugas presiden dalam
                                                  melakukan kewajibannya dan menjalankan pekerjaan presiden sehari-
                                                  hari jika presiden berhalangan. Karena wakil presiden tidak ada, perlu
                                                  ditunjuk pejabat yang tidak menjadi wakil presiden, namun dapat
                                                  bertindak atas nama presiden untuk menjalankan tugas keseharian
                                                  presiden jika presiden berhalangan. Karena belum adanya peraturan
                                                  mengenai hal tersebut, dapat diambil sistem dalam Konstitusi RIS
                                                  pasal 72 ayat 1 yang pada hakikatnya menyatakan bahwa pejabat yang
                                                  ditunjuk presiden sesungguhnya telah menjalankan tugas sehari-hari
                                                  presiden. Pemerintah memiliki pandangan bahwa lebih tepat menunjuk
                                                  perdana menteri daripada Ketua DPR, anggota DPR, atau Ketua Dewan
                                                  Konstituante karena perdana menteri diangkat dan diberhentikan oleh
                                                  presiden, sedangkan pejabat yang lain tersebut tidak. Hal tersebut
                                                  juga berlaku ketika yang diangkat adalah Ketua Mahkamah Agung
                                                  karena kekuasaan peradilan sebaiknya tidak menjalankan kekuasaan
                          Atas usulan             eksekutif. 33
                     pemerintah ini,                   Atas usulan pemerintah ini, DPR menolak dengan alasan yang

                       DPR menolak                didasarkan pada hukum tata negara yang berlaku, yaitu seorang
                                                  menteri yang berada di bawah perdana menteri, tidak dapat diperintah
                      dengan alasan               oleh presiden dan karenanya tidak bertanggung jawab kepada presiden.

                    yang didasarkan               Selain itu, presiden juga tidak bertanggung jawab kepada DPR sehingga
                        pada hukum                tidak mungkin dijabat oleh perdana menteri yang harus bertanggung

                   tata negara yang               jawab kepada presiden. 34
                                                       Dalam rapat pleno DPR tanggal 17 September 1957, hanya tiga
                                berlaku
                                                  32   Bintang Timur, 30 Agustus 1957, hlm. 3
                                                  33   Ibid.
                                                  34   Ibid.




                         SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT   23
                           REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018
   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34