Page 354 - BUKU TIGA - WAJAH BARU PARLEMEN INDONESIA 1959-1966
P. 354

SEABAD RAKYAT INDONESIA
                 BERPARLEMEN



                                                       Melihat situasi politik pada waktu itu, para wakil ketua
                                                  menganjurkan lebih baik jika ia untuk sementara tidak menghadiri
                                                  sidang-sidang DPR-GR. Sebelum anjuran ini, I. GG. Subamia masih
                                                  ikut pula hadir dalam sidang Panitia Politik DPR-GR namun setelah
                                                  menerima anjuran tersebut ia tidak pernah datang lagi ke DPR-
                                                  GR.  Tanggal  2  Mei  1966 yang  merupakan  hari  pembukaan  masa
                                                  persidangan ke-IV tahun sidang 1965-1966, semula dimaksudkan
                                                  untuk mendengarkan keterangan pemerintah yang akan disampaikan
                                                  oleh Waperdam Bidang Lembaga-lembaga Politik, Dr. Ruslan Abdul
                                                  Gani tidak jadi berlangsung karena yang bersangkutan berhalangan
                                                  hadir. Atas usul anggota Dahlan Ranuwiharjo S.H. supaya DPR-GR
                                                  menunjukkan kepada rakyat bahwa mereka benar-benar membawakan
                                                  suara mereka, khususnya dalam hubungannya dengan sudah adanya
                                                  maksud bersama untuk melaksanakan UUD 1945 secara murni dan
                                                  konsekuen. 512
                                                       Dikemukakan selanjutnya bahwa menurut UUD 1945, DPR-GR
                                                  tidak berdiri di bawah melainkan berdampingan dengan presiden
                                                  sehingga konsekuensi logisnya ialah pimpinan DPR-GR itu hendaknya
                                                  dipilih oleh anggota-anggota DPR. Konsekuensi selanjutnya ialah
                                                  pimpinan DPR-GR tidak menjadi anggota kabinet sehingga tidak perlu
                                                  diberikan pangkat menteri. Kemudian, tidak perlu lagi digunakan
                                                  panggilan “Yang Mulia Ketua”, tetapi cukup menggunakan panggilan
                                                  “Saudara Ketua”. Secara konkret juga diusulkan supaya pada rapat
                                                  pleno pertama 2 Mei 1966. pimpinan DPR-GR akan diputuskan melalui
                                                  sidang pleno DPR-GR.
                                                       Pada rapat pleno ini terjadi aksi pendudukan DPR-GR oleh
                                                  mahasiswa. Pada waktu itu, Ketua Presidium KAMI, Cosmas Batubara,
                      Konsekuensi                 berbicara di depan 160 anggota dari 230 anggota DPR-GR, serta

                selanjutnya ialah                 menyampaikan Nota Politik KAMI. Selain itu, mahasiswa lainnya berada
                  pimpinan DPR-                   di luar gedung dan juga mengawasi ruangan DPR-GR. Nota Politik itu

                GR tidak menjadi                  pada intinya mempertanyakan berdasarkan apa presiden mengangkat
                                                  anggota DPR-GR dan menentukan jumlahnya? Kemudian atas dasar apa
                 anggota kabinet                  presiden menunjuk Ketua DPR jika lembaga tersebut dipilih oleh rakyat

                    sehingga tidak                dan apa yang menjadi dasar presiden menghentikan dengan hormat
                   perlu diberikan                para anggota DPR seperti yang tercantum dalam pasal 8 Penetapan

                pangkat menteri.                  Presiden No. 4/1960, justru DPR tersebut dipilih dengan sah dalam
                                                  pemilihan umum tahun 1965. Demikian pula dengan susunan DPR yang



                                                  512   Ibid.




                                      dpr.go.id  354
   349   350   351   352   353   354   355   356   357   358   359