Page 355 - BUKU TIGA - WAJAH BARU PARLEMEN INDONESIA 1959-1966
P. 355

DPR -GR MINUS PKI:
                                                                          PENYEGAR AN MENYAMBUT  ER A  B AR U



                                                  menurut UUD 1945 harus ditetapkan dengan undang-undang. Akan
                                                  tetapi, pada kenyataannya, anggota-anggotanya diangkat sendiri oleh
                                                  presiden dan susunan itu ditolak.
                                                       Nota Politik KAMI tidak membenarkan pendapat yang
                                                  menyatakan bahwa semua Lembaga-lembaga Negara seperti DPR-
                                                  GR, MPRS, dan DPA tidak sah dan tidak mempunyai dasar hukum
                                                  justru karena ketentuan-ketentuan UUD 1945 tidak dipenuhi. Dasar
                                                  penolakan itu ialah hukum dibuat untuk mengatur dan tidak untuk
                                                  mengacaukan. Jika pandangan itu diterima, akan timbul kekosongan
                                                  dalam bidang ketatanegaraan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
                                                  Alasan selanjutnya ialah alasan praktis, jika MPRS dan DPR-GR tidak
                                                  menganggap sah dalam situasi waktu itu, yuridis segala kekuasaan
                                                  akan jatuh ke tangan presiden. Hal tersebut justru bertentangan
                                                  dengan UUD 1945.
                                                       Panitia Politik DPR-GR akhirnya menghasilkan sebuah Resolusi
                                                  DPR-GR RI yang berisi “Sumbangan Pikiran Untuk Dijadikan Acara
                                                  Pokok Dalam Sidang Umum ke-IV MPRS”. Resolusi ini disahkan oleh
                                                  DPR-GR pada tanggal 9 Juni 1966. Pada pendahuluan surat tersebut,
                                                  dikemukakan tentang kedudukan Surat Perintah 11 Maret sebagai kunci
                 Dasar penolakan                  pembuka babak baru dalam sejarah Revolusi Indonesia. Hal tersebut

                  itu ialah hukum                 merupakan suatu momentum bersejarah yang menentukan jalan
                                                  sejarah selanjutnya bagi Revolusi Pancasila di Indonesia. 513
                      dibuat untuk
                    mengatur dan                  6.1.4 Pernyataan ABRI dan Perbedaan

                        tidak untuk               Pandangan Antara Soekarno dengan

                    mengacaukan.
                                                  Soeharto
                                                       Atas anjuran sementara pemimpin, Presiden Soekarno
                                                  bermaksud membubarkan MPRS dan DPR-GR sebagai realisasi
                                                  pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan konsekuen, yaitu dengan dalih
                                                  bahwa pelaksanaan UUD 1945 harus dimulai dengan pembentukan
                                                  Komite Nasional. Hal ini berarti bahwa “Sebelum MPRS, DPR dan
                                                  DPA dibentuk menurut Undang-Undang Dasar, segala kekuasannya
                                                  dijalankan oleh presiden dengan bantuan  Komite Nasional Pusat”
                                                  (Pasal IV Aturan Peralihan UUD 1945).
                                                       Berbeda dengan pendirian Presiden Soekarno yang dapat
                                                  menerima anjuran untuk membubarkan MPRS, DPR-GR, dan DPA


                                                  513   Sekretariat DPR-GR, Seperempat Abad Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, Op.Cit,
                                                    hlm. 339-340.




                          SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT   355
                             REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018
   350   351   352   353   354   355   356   357   358   359   360