Page 379 - BUKU TIGA - WAJAH BARU PARLEMEN INDONESIA 1959-1966
P. 379

DPR -GR MINUS PKI:
                                                                          PENYEGAR AN MENYAMBUT  ER A  B AR U



                                                  sidang plenonya tanggal 20 September 1966 mengesahkan “Pernyataan
                                                  Pendapat tentang Keterangan Pemerintah dan Pidato-pidato Presiden”.
                                                  Isi pernyataan pendapat itu antara lain menyesalkan pidato presiden
                                                  berjudul “Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah” karena tidak sesuai
                                                  dengan Pancasila, UUD 1945, dan putusan-putusan  Sidang Umum IV
                                                  MPRS tahun 1966. 557
                                                       Pernyataan pendapat itu dilampiri memorandum sebagai
                                                  berikut, pertama, demi tercapainya Dwi Dharma Kabinet Ampera yaitu
                                                  stabilisasi politik dan stabilisasi ekonomi, penyelenggaraan CONEFO
                                                  di Indonesia hendaknya ditangguhkan dan disesuaikan dengan kondisi
                                                  dan kemampuan-kemampuan dalam penyelenggaraannya sesuai
                                                  dengan Putusan Sidang Umum IV MPRS/1966. Kedua, supaya pangkat
                                                  menteri hanya diberikan kepada mereka yang berfungsi dalam bidang
                                                  eksekutif sebagai anggota kabinet. Ketiga, supaya ditanyakan lebih
                                                  lanjut tentang kelengkapan laporan pertanggungjawaban presiden
                                                  kepada majelis, khususnya mengenai sebab terjadinya Gerakan 30
                                                  September (G30S/PKI) beserta epilognya dan kemunduran ekonomi
                                                  serta akhlak, sebagaimana yang dikehendaki oleh Keputusan No.5/
                                                  MPRS/1966.
                                                       Selanjutnya,  keempat, dalam rangka melaksanakan
                                                  penyederhanaan/efisiensi dalam lingkungan pemerintahan pusat,
                                                  sebagaimana dikehendaki oleh Ketetapan-ketetapan MPRS No. XIII/
                                                  MPRS/1966 dan No. XIV/MPRS/1966, supaya badan-badan  atau
                                                  lembaga-lembaga yang dibentuk di luar yang ditentukan oleh UUD
                                                  1945 serta yang tidak terang kemanfaatannya bahkan hanya menambah
                                                  doublures, pemborosan dan kesimpangsiuran seperti misal KOTI,
                                                  Kolognas/Kologda, Dewan Kehormatan Menteri, dan lain dihapuskan.
                                                  Kelima, supaya presiden mengutuk PKI sebagai dalang dan pelaku
                                                  aktif G30S/PKI, menggunakan sebutan G30S/PKI bukan Gestok,
                                                  membuang gagasan Nasakom dan Panca Azimat, tidak lagi menyebut
                              Proses              dirinya sebagai seorang Marxist demi nama baik Bung Karno sendiri di
                                                  mata rakyat Indonesia yang ber-Tuhan, meskipun yang dimaksudkan
                        pembaruan
                                                  Bung Karno adalah Marxist dalam bentuk lain.
                     dalam bidang                      Proses pembaruan dalam bidang legislatif setelah Sidang Umum

                  legislatif setelah              IV MPRS juga mulai digulirkan. Pada tanggal 19 November 1966, DPR-
                                                  GR menyetujui UU No. 10 Tahun 1966 tentang Kedudukan MPRS dan
                Sidang Umum IV
                                                  DPR-GR Menjelang Pemilu. Dengan UU itu untuk pertama kali setelah
                 MPRS juga mulai                  Indonesia ke UUD 1945 susunan dan kedudukan MPRS dan DPR-GR
                                                                                     558
                          digulirkan.             dibuat dalam bentuk Undang-Undang.


                                                  557   Aisyah Aminy, Op.Cit, hlm. 177-179.
                                                  558 Aisyah Aminy, Op.Cit, hlm. 179.




                          SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT   379
                             REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018
   374   375   376   377   378   379   380   381   382   383   384