Page 376 - BUKU TIGA - WAJAH BARU PARLEMEN INDONESIA 1959-1966
P. 376

SEABAD RAKYAT INDONESIA
                 BERPARLEMEN



                                                  akibat adanya kondisi-kondisi yang kurang menguntungkan, dilakukan
                                                  pertemuan antara Panitia Musyawarah yang dipimpin langsung oleh
                                                  pimpinan DPR-GR dengan Ketua Presidium/Pengemban Ketetapan
                                                  MPRS No. IX/MPRS/1966.  553
                                                         Inti dari pertemuan itu terdapat enam poin. Pertama,
                                                  menyadari akan adanya tanggung jawab yang sama antara BP-MPRS
                                                  dan DPR-GR sesuai dengan yang dimaksud dalam UUD 1945, antara lain
                                                  wewenang, batas-batas hak pengawasan dalam hubungannya dengan
                                                  Keputusan-keputusan/Ketetapan MPRS yang menurut Tata-tertib
                                                  MPRS, Badan Pekerja MPRS mempunyai pula fungsi kontrol terhadap
                                                  pekerjaan pemerintah. Oleh karena itu, perlu adanya pertemuan-
                                                  pertemuan yang bersifat konsultatif antara kedua Pimpinan Lembaga
                                                  (Pimpinan MPRS dan Pimpinan DPR-GR). Konsultatif ini dimaksudkan
                                                  untuk mengadakan pembagian tugas dalam mengawasi ketetapan-
                                                  ketetapan MPRS.
                                                         Kedua, Ketua Presidium Kabinet sebagai Pembantu Presiden/
                                                  Kepala Eksekutif akan menampung dan menanggapi segala persoalan
                                                  kenegaraan dan akan selalu berkonsultasi dengan pimpinan-pimpinan
                  Ketua Presidium                 MPRS dan DPR-GR. Hasil dari pertemuan segitiga ini kemudian akan

                   Kabinet sebagai                dibawa kepada Kepala Eksekutif/Presiden untuk dibicarakan dan
                                                  dimusyawarahkan. Ketiga, jika usaha kedua gagal, baru ketua presidium
                          Pembantu                kabinet akan mempersilahkan kepada pimpinan MPRS dan Pimpinan

                  Presiden/Kepala                 DPR-GR bermusyawarah langsung dengan Kepala Eksekutif/Presiden,
                     Eksekutif akan               sedangkan dalam pertemuan semacam ini Ketua Presidium Kabinet

                      menampung                   akan menempatkan diri sebagai Pembantu Presiden.
                                                         Selanjutnya, keempat, apabila jalan ketiga masih gagal,
                 dan menanggapi                   baru dalam keadaan demikian sebagai senjata terakhir untuk

                 segala persoalan                 mengatasi kesulitan-kesulitan kenegaraan kepada MPRS dipersilakan
                        kenegaraan                mengadakan sidang atas panggilan sidang (Sidang Istimewa) oleh DPR-

                   dan akan selalu                GR maupun atas keputusan Badan Pekerja MPRS untuk mengadakan
                                                  sidang umum. Poin kelima, MPRS sebagai instansi terakhir dalam hal
                      berkonsultasi               turun tangan mengatasi kesulitan-kesulitan kenegaraan hanya akan

                             dengan               mengadakan sidangnya setelah instansi-instansi yang lebih rendah
                         pimpinan-                sudah tidak dapat mengatasinya. Jika MPRS terlalu mudah mengadakan
                                                  sidang, Ketetapan/Keputusan-keputusan yang diambil oleh MPRS
                  pimpinan MPRS
                                                  dikhawatirkan akan menjadi kurang berharga lagi.
                      dan DPR-GR.                        Poin terakhir, kelima, segala sesuatu didasarkan pada

                                                  kebijaksanaannya, yaitu apabila persoalan-persoalan yang masih bisa
                                                  553 Sekretariat DPR-GR, Seperempat Abad Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, Op.Cit,
                                                    hlm. 324-325.




                                      dpr.go.id  376
   371   372   373   374   375   376   377   378   379   380   381