Page 53 - BUKU TIGA - WAJAH BARU PARLEMEN INDONESIA 1959-1966
P. 53

D ARI DPR HA SIL  PEMIL U 1955
                                                                                                      KE DPR -GR



                                                  menjadi penting apabila dikaitkan dengan pelanggaran hak dasar warga
                                                  negara yang mungkin terjadi dalam keadaan darurat tersebut. Keadaan
                                                  darurat membolehkan apa yang tidak boleh, yang dapat juga disebut
                                                  sebagai istilah “onrecht word rech”, yang semula tidak boleh menjadi
                                                  boleh atau bahkan melarang hal yang semula dibolehkan.
                                                       Dalam konteks situasi politik pada semester terakhir periode
                                                  1950-an, Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang nomor 23
                                                  tahun 1959 tentang Penetapan Keadaan Bahaya ini sesungguhnya dapat
                                                  juga dimaknai sebagai alasan sekaligus pijakan legalisasi penguasa
                                                  untuk bertindak berdasarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959.
                                                       Meskipun terlihat sedang menyelamatkan negara dari
                                                  perpecahan karena asumsi kebuntuan pembuatan konstitusi di
                                                  Konstituante, Dekrit Presiden bagaimanapun juga mengandung usaha
                                                  untuk merebut kembali posisi sebagai kepala pemerintahan—selain
                                                  kepala negara—yang sudah lama hilang dari genggaman Soekarno
                                                  karena sistem pemerintahan parlementer yang memberikan kuasa
                                                  pemerintahan ke tangan perdana menteri. Kepentingan politik
                                                  Soekarno itulah yang bertemu dengan hasrat politik kelompok militer
                                                  yang mendorong dikeluarkannya dekrit, kemudian mengamankan
                                                  pelaksanaannya.
                                                       Indikator bahwa dekrit semata-mata dikeluarkan karena negara
                                                  dalam kondisi benar-benar genting sesungguhnya adalah bila dekrit
                                                  tersebut memenuhi dua syarat utama. Pertama, dekrit merupakan
                                                  satu-satunya cara yang dapat dilakukan untuk menyelamatkan
                                                  negara dalam keadaan bahaya (absolutely necessary in the interest of
                    Indikator bahwa               the nation) dan; kedua, dekrit harus memenuhi teori keseimbangan
                                                  (evenwichtstheorie) antara bahaya yang datang dengan tindakan dan
                dekrit semata-mata
                                                  isi dekrit yang dikeluarkan.
                 dikeluarkan karena                    Yang paling memenuhi kedua indikator itu adalah bila

                        negara dalam              negara dalam keadaan bahaya karena perang atau negara darurat
                       kondisi benar-             karena bencana alam. Kedua kondisi itulah yang sebaiknya menjadi
                                                  kriteria perlunya dikeluarkan dekrit. Di luar kedua kondisi itu, sifat
                       benar genting
                                                  alamiah kekuasaan cenderung mengontaminasi niat baik dekrit
                      sesungguhnya                untuk penyelamatan negara sehingga dekrit menjadi penyelamatan

                   adalah bila dekrit             kekuasaan penguasa belaka.
               tersebut memenuhi                       Oleh karena itu, kekuasaan Presiden Soekarno pun kian besar,
                                                  dan bagi DPR, menyebabkan usia keanggotaan DPR bentukan pasca-
                  dua syarat utama.
                                                  Dekrit Presiden menjadi tidak bertahan lama. Tidak sampai 8 bulan
                                                  terhitung sejak mereka dilantik, DPR yang didasarkan pada UUD 1945





                         SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT   47
                           REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018
   48   49   50   51   52   53   54   55   56   57   58