Page 111 - BUKU EMPAT - DPR RI MASA ORDE BARU: MENGUATNYA PERAN NEGARA 1967-1997
P. 111

SEJ AR AH D AN PER ANAN DPR-GR 1967 - 19 71



                                                   andil secara luas. Selain mencoba memperbaiki hubungan diplomatis
                                                   dengan negara tetangga, secara luas DPR juga pernah memiliki peran
                                                   pada lembaga PBB. Dimana sebenarnya ada beberapa rumusan yang
                                                   dicetuskan oleh Kementerian Luar Negeri pada dasarnya adalah hasil
                                                   pemikiran dari para anggota DPR. Salah satu masalah yang menyeruak
                                                   adalah krisis yang terjadi di Timur-Tengah. Delegasi Indonesia diketuai
                                                   oleh  Menlu Adam Malik beserta anggota, dimana ada beberapa
                                                   anggotanya merupakan anggota DPR misalnya Harsono Cokroaminoto,
                    Permasalahan ini               Sujatmoko, Eikana Tobing, Brigjend Sunarso, dan lain-lain. Dalama
                        terkait dengan             masalah ini, Menlu Adam Malik mengatakan bahwa krisis yang terjadi
                  perebutan wilayah                di timur tengah itu cukup menyulitkan secara ekonomi untuk negara-
                   Irian Barat (Papua)             negara yang bergantung pada wilayah-wilayah di Arab, terutama
                     antara Indonesia              mengenai masalah minyak dan transportasi. Menurut Adam Malik,
                          dan Belanda.             kesemua negara yang bertikai tidak boleh hanya memikirkan dirinya
                                                   sendiri, sehingga melupakan kepentingan bangsa lain, oleh sebab itu
                                                   harus ada penyelesaian damai untuk para pihak yang bertikai. 138


                                                         E.  Penentuan Pendapat Rakyat di Irian Jaya (1969).
                                                         Normalisasi  hubungan  antara  Indonesia-Malaysia  sejatinya
                                                   bukan hanya permasalahan luar negeri Indonesia yang dituntut
                                                   untuk diselesaikan pasca tahun 1965. Jika panasnya hubungan antara
                                                   Indonesia dan Malaysia hanya berlangsung kurang lebih 3 tahun,
                                                   maka pada bagian ini hampir memakan waktu dua dekade lamanya.
                                                   Permasalahan ini terkait dengan perebutan wilayah Irian Barat (Papua)
                                                   antara Indonesia dan Belanda. Permasalahan ini sejatinya dimulai
                                                   ketika Konferensi Meja Bundar digelar di Den Haag. KMB tidak hanya
                                                   menyoroti masalah-masalah yang berkaitan dengan kedaulatan, status
                                                   aset perekonomian, dan hal-hal yang menyangkut pampasan perang,
                                                   namun juga menyoroti masalah status dari wilayah Irian Barat.
                                                           Masalah ini masuk dalam salah satu agenda penting dari KMB
                                                   yang harus diselesaikan. Namun ketika permasalahan lain telah berada
                                                   pada titik temu, masalah Irian Barat belum juga bisa disepakati, bahkan
                                                   membuatnya tertunda. Pada awalnya penundaan masalah ini disepakati
                                                   hanya setahun, namun realitanya, hingga menjelang akhir dekade
                                                   tahun 1950an, masalah ini masih juga belum selesai. Bahkan memicu
                                                   terjadinya masalah lain dari berbagai aspek yang berhubungan dengan
                                                   kedua negara.
                                                                 139

                                                   138   Lihat Suara Merdeka, Rabu 217 Juni 1967.
                                                   139   Lihat Hafiluddin, 2009, Papua Harga Mati, Yogyakarta: Penerbit Rayhan Intermedia. Hal: 27-28.




                           SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT   103
                             REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018




         Bab II.indd   103                                                                                          11/21/19   20:56
   106   107   108   109   110   111   112   113   114   115   116