Page 135 - BUKU EMPAT - DPR RI MASA ORDE BARU: MENGUATNYA PERAN NEGARA 1967-1997
P. 135

MENGU ATNYA  PENGARUH ORDE B ARU
                                                                                               DI DPR (19 71 - 19 77)



                                                   memperkecil jumlah partai, dan MPR yang dibentuk berdasarkan
                                                   hasil pemilu 1971 berhasil diyakinkan untuk menggariskan perintah
                                                   penyederhanaan partai politik dengan menegaskan bahwa pemilu
                                                   tahun 1977 hanya akan diikuti oleh tiga kontestan. Berdasarkan isi
                                                   ketetapan MPR tersebut pada tahun 1973 semua partai politik resmi
                                                   melakukan fusi, di mana golongan spiritual menjadi Partai Persatuan
                                                   Pembangunan (PPP) sedangkan golongan Nasionalis menjadi Partai
                                                   Demokrasi Indonesia (PDI). Dengan demikian, pada pemilihan umum
                                                   1977 hanya diikuti dua partai politik yaitu PPP, PDI, dan Golongan Karya
                                                   (Golkar).
                                                           Pada pemilu 1971 ada dua macam kekhawatiran yang
                                                   diperlihatkan penguasa yang membayanginya. Pertama adalah
                                                   kekhawatiran yang diperlihatkan penguasa jika pemilu itu menghidupkan
                                                   kembali pola tingkah laku politik di zaman Demokrasi Liberal, kedua
                                                   adalah kekhawatiran kemungkinan munculnya kecenderungan untuk
                                                   mematikan konflik atau perbedaan pendapat. Dengan demikian DPR

                   Dengan demikian                 hasil pemilu dikhawatirkan akan kurang mampu menyuarakan aspirasi
                                                                                                   165
                    DPR hasil pemilu               dan kehendak yang sesungguhnya dari masyarakat.
                 dikhawatirkan akan                        Hasil pemilu 1971 menunjukkan kemenangan Golkar, kemudian
                      kurang mampu                 diikuti oleh Parmusi, Nadhlatul Ulama (NU), dan Partai Nasional
                         menyuarakan               Indonesia (PNI) menunjukkan kekuatan formal partai dilihat dari
                                                   suara yang didapat dari pemilihan. Hal ini tidak lepas dari jasa ABRI
                           aspirasi dan            dalam mensukseskan pemilu pertama dalam masa Orde Baru, yakni
                      kehendak yang                memberi peluang cukup leluasa bagi Golkar untuk berusaha sekuat

                 sesungguhnya dari                 tenaga dalam memenangkan pemilu dengan dibantu oleh pemerintah.
                           masyarakat.             Dengan kemenangan Golkar maka sangat mungkin melapangkan jalan
                                                   untuk menyederhanakan kehidupan partai secara melembaga.  166
                                                           Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang dibentuk
                                                   berdasarkan hasil pemilu 1971 berhasil diyakinkan untuk menggariskan
                                                   perintah penyederhanaan partai politik dengan menegaskan
                                                   bahwa dalam pemilihan umum 1977 hanya diikuti tiga kontestan.
                                                   Penyederhanaan partai politik dalam bentuk dua partai politik dan
                                                   satu Golongan Karya itu sendiri merupakan suatu perubahan struktur
                                                   kepartaian yang baru pertama kali terjadi sejak diperkenalkannya
                                                   sistem kepartaian di negara Indonesia. Dengan jumlah relatif sedikit,
                                                   diharapkan dapat menjadi landasan bagi terwujudnya suatu kehidupan
                                                   kepartaian yang lebih sehat, efisien, serta mampu membawakan

                                                   165    Mohctar Mas’oed dan Mac Andrews, Colin. 2006. Perbandingan Sistem Politik.Yogyakarta :
                                                      UGM Press. Hal. 263
                                                   166   Arifin Rahman. 1998. Sistem Politik Indonesia. Surabaya: SIC. Hal. 99.




                           SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT   129
                             REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018




         Bab III.indd   129                                                                                         11/21/19   18:10
   130   131   132   133   134   135   136   137   138   139   140