Page 38 - BUKU EMPAT - DPR RI MASA ORDE BARU: MENGUATNYA PERAN NEGARA 1967-1997
P. 38

SEABAD RAKYAT INDONESIA
                  BERPARLEMEN




                                                   dalam tubuh Partai NU. Selain itu pada masa ini, campur tangan dan
                                                   pengaruh dari Presiden Soekarno cukup kental dan terasa, sehingga
                                                   seolah-olah parlemen ini berada dalam kontrol dan kendali politiknya.
                                                         Parlemen atau yang lazim disebut di Indonesia sebagai Dewan
                                                   Perwakilan Rakyat (DPR) esensinya merupakan sebuah alat untuk
                                                   membatasi kekuasaan seorang presiden pada sebuah negara yang
                                                   menganut sistem presidensil. Andai kata semua kekuasaan dimana
                                                   dalam kaitan ini dipakai pemikiran dari Montesquieu (legislatif,
                                                   eksekutif, dan yudikatif), maka presiden akan muncul sebagai
                                                   jabatan atau lembaga yang cenderung diktator., karena menguasai
                                                   fungsi-fungsi lembaga-lembaga tinggi negara. Oleh sebab itu untuk
                                                   terciptanya sebuah keseimbangan kekuasaan yang baik maka, tiga
                       ...DPR harusnya             kekuasaan tersebut harus dibagi oleh lembaga tinggi negara yang
                    memiliki peranan               berbeda. Presiden memegang kekuasaan eksekutif, sedangkan dua

                       yang signifikan             kekuasaan lainnya yaitu legislatife dipegang oleh DPR atau Parlemen
                       dalam jalannya              dan kekuasaan yudikatif dipegang oleh Mahkamah Agung. Hampir
                 sejarah perpolitikan              semua negara demokrasi menganut hal ini, termasuk juga dengan
                                                                              34
                   bangsa Indonesia.               Indonesia sejak kita merdeka .
                                                         Dalam kaitan ini, DPR harusnya memiliki peranan yang signifikan
                                                   dalam jalannya sejarah perpolitikan bangsa Indonesia. Tetapi dalam
                                                   beberapa periode sejarah seperti yang telah disinggung sebelumnya
                                                   terutama dalam periode kekuasaan Presiden Soekarno dan ditambah
                                                   dengan masa Orde Baru yang dipimpin Presiden Soeharto, peranan
                                                   DPR tereduksi oleh berbagai kewenangan eksekutif presiden yang
                                                   memangkas kewenangan DPR sebagai lembaga legislatif. Namun ada
                                                   periode menarik diantara pergantian dua rezim tersebut dimana DPR
                                                   memainkan peranan yang cukup krusial dalam percaturan politik
                                                   bangsa. Pada periode ini, DPR mencoba melawan legitimasi presiden
                                                   yang sebelumnya sangat menguasai DPR lewat berbagai kebijakan
                                                   kontroversialnya.  Selain itu pada masa-masa krusial ini, DPR cukup
                                                                   35
                                                   banyak mengeluarkan berbagai keputusan yang sejatinya merupakan
                                                   langkah konstruktif dalam memperbaiki kondisi negara akibat
                                                   peninggalan rezim sebelumnya .
                                                                                36

                                                   34   Lihat Kacung Marijan. 2010. Sistem Politik Indonesia, Konsolidasi Demokrasi Pasca Orde Baru,
                                                      Jakarta: Kencana. Hal: 23-24.
                                                   35  Ada cukup banyak kebijakan dan langkah kontroversial yang diambil oleh Presiden Soekarno
                                                      kepada parlemen atau DPR selama periode Demokrasi Terpimpin. Bisa dikatakan tindakan
                                                      pertama yang diambil adalah salah mengeluarkan dekrit Presiden, dimana salah satu isinya beliau
                                                      kemudian mengambil langkah kebijakan untuk membubarkan DPR, kemudian membentuk DPR
                                                      baru dengan anggota-anggota yang dia tunjuk sendiri, hal ini jelas menyalahi aturan, karena
                                                      DPR tidak bisa dibubarkan oleh Presiden, mengingt DPR adalah representasi dari rakyat itu
                                                      sendiri.  salah satunya adalah membubarkan dan menunjuk kembali beberapa anggota DPR.
                                                      Lihat Nugroho Notosusanto (ed). 1991. Pejuang dan Prajurit. Jakarta: Sinar Harapan. Hal: 101-104.
                                                   36   Marijan, 2010,  Op.Cit. Hal: 24-25



                                       dpr.go.id   30





         Bab II.indd   30                                                                                           11/21/19   20:56
   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43