Page 40 - BUKU EMPAT - DPR RI MASA ORDE BARU: MENGUATNYA PERAN NEGARA 1967-1997
P. 40
SEABAD RAKYAT INDONESIA
BERPARLEMEN
kekuatan komunis di parlemen harus segera diisi oleh anggota-anggota
baru yang dianggap tidak terlibat G30S dan tidak berafiliasi ke faksi
komunis.
Situasi ini kemudian memunculkan kekuatan-kekuatan lama yang
sebenarnya dulu telah eksis namun memunculkan elit-elit politik baru
Soeharto mulai terutama dalam tubuh militer. Dalam peristiwa G30S, ada beberapa
mendesak elit militer yang terbunuh dan hanya menyisakan AH. Nasution yang
pimpinan politik selamat dari penculikan tersebut. Faksi militer beranggapan memiliki
terutama Presiden wewenang yang juga berdasarkan pada dukungan rakyat pada waktu
Soekarno untuk itu. Dalam kaitan ini Letjend Soeharto yang bisa dikatakan punya
peranan yang signifikan pada masa itu dimana pasca Gerakan 30
membubarkan PKI September 1965, Soeharto yang kala itu menjabat sebagai Panglima
yang dianggap Kostrad tidak hanya mengambil langkah militer dalam mengamankan
sebagai dalang dari situasi ketika itu. Pada perkembangan selanjutnya Soeharto juga
G30S yang baru mengambil langkah diluar militer dengan masuk pada ranah politis dan
saja terjadi. mengambil beberapa kebijakan yang dinilainya tepat sebagai pelengkap
pengamanan nasional. Tepatnya pada setelah tanggal 5 Oktober 1965
(tanggal ketika para Jenderal korban G30S dimakamkan), Soeharto
mulai mendesak pimpinan politik terutama Presiden Soekarno untuk
membubarkan PKI yang dianggap sebagai dalang dari G30S yang baru
saja terjadi. Namun sebagai pimpinan ketika itu, Presiden Soekarno
masih terlalu lambat mengambil sikap dan keputusan perihal kejadian
ini, disamping memang pembubaran sebuah partai politik sebesar PKI
bukanlah perkara yang mudah. Disisi lain, tuntutan dari pihak-pihak
yang kontra dengan PKI juga semakin tinggi, terutama rakyat yang
mulai melakukan aksi turun ke jalan. Aksi ini kebanyakan diwakilkan
oleh mahasiswa yang mulai menuntut pula perbaikan bidang lain diluar
konteks politik yang terjadi misalnya perbaikan ekonomi. 38
Gambar 1. Aksi-aksi menuntut pembubaran PKI pasca G30S.
38 Lihat OG. Roeders. 1969. The Smilling General, President Soeharto of Indonesia. Jakarta: Gunung
Agung. Hal: 30-31.
dpr.go.id 32
Bab II.indd 32 11/21/19 20:56