Page 395 - BUKU EMPAT - DPR RI MASA ORDE BARU: MENGUATNYA PERAN NEGARA 1967-1997
P. 395

DEWAN PER WAKILAN R AKYAT
                                                                       REPUBLIK  INDONE SIA  PERIODE 1982- 1987



                                                   praktis  sebagai  peserta  Pemilu,  telah  menghasilkan  kesepakatan
                                                   bersarna,  bahwa  kedudukan  ABRI  dalam  MPR  maupun  DPR,
                                                   melalui  pengangkatan.  Ditinjaunya  kembali  1/a  angota  Majelis
                                                   Permusyawaratan Rakyat yang diangkat, yang merupakan konsekuensi
                                                   adanya  referendum,  Fraksi  ABRI  dapat  mengerti  dan  rnelihatnya
                                                   sebagai suatu kemajuan yang hendak kita capai bersama.
                                                         Selanjutnya  Fraksi  ABRI  dalam  Pemandangan  Umumnya
                                                   menyoroti masalah tanda gambar (pasal 18 ayat (1)) dan pasal 13 a. Begitu
                                                   juga mengenai peranan yang lebih eff ektif yang tentunya harus sesuai
                                                   dengan fungsi dari kekuatan sosial politik itu sendiri, Mengenai RUU
                                                   tentang Perubahan atas UndangUndang No.3 tahun 1975 tentang Partai
                                                   Politik dan Golongan Karya, pertamatama adalah masalah konsiderans
                                                   harus dilengkapi, dan dalam pasal 3, nampak jelas bahwa kekhususan
                                                   Partai Politik dan Golkar terletak pada program.


                                                         RUU tentang Organisi Kemayarakatan.
                                                         Fraksi  ABRI  berpendapat  bahwa  dengan  ditetapkannya
                                                   UndangUndang  ini  maka  organisasi  kemasyarakatan  akan  lebih
                                                   terjamin  dalam  eksistensinya,  dan  mandiri  tanpa  mengurangi
                            Kedudukan              kemungkinan penyaluran aspirasi anggotanya melalui kekuatan sosial
                          ABRI sebagai             politik. Disamping itu juga mengenai istilah pembinaan dan sanksi
                       stabilisator dan            pembekuan dan pembubaran. Dalam penutup Pemandangan Umumnya
                    dinamisator yang               Fraksi ABRI dapat mengerti apa yang diajukan Pemerintah mengenai
                       mengharuskan                urutan pembahasan dan penyeJesaiannya.

                     ABRI untuk lebih                    Fraksi Partai Demokrasi Indonesia menyampaikan Pemandangan
                       mementingkan                Umumnya melaluijurubicara Notosukardjo mengemukakan bahwa
                        persatuan dan              kita akan mengambil keputusan politik yang penting bagi kelanjutan
                  kesatuan nasional...             dan pemantapan kehidupan berbangsa dan bernegara, terutama yang
                                                   menyangkut pemantapan dan pengamalan Pancasila dalam kehidupan
                                                   politik dan dalam kehidupan kemasyarakatan kita.
                                                         GBHN  memberikan  amanat  kepada  kita  semua  untuk
                                                   melaksanakan pembangunan sebagai pengamalan Pancasila. Dalam
                                                   demokrasi Pancasila, dimana kedaulatan dan kekuasaan di tangan
                                                   rakyat harus terbuka kemungkinan untuk tersalurnya berbagai aspirasi
                                                   masyarakat. Lebihlebih Bangsa Indonesia yang bersifat majemuk tentu
                                                   mempunyai berbagai macam pendapat, pikiran dan perasaan mengenai
                                                   aneka persoalan.
                                                         Sampai batasbatas tertentu perbedaan pendapat bisa bersifat
                                                   positif bahkan diperlukan sebagai pendorong munculnya pikiranpikiran





                           SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT   393
                             REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018




         Bab V.indd   393                                                                                           11/21/19   18:19
   390   391   392   393   394   395   396   397   398   399   400