Page 47 - BUKU EMPAT - DPR RI MASA ORDE BARU: MENGUATNYA PERAN NEGARA 1967-1997
P. 47
SEJ AR AH D AN PER ANAN DPR-GR 1967 - 19 71
mengajukan calon-calon dari faksi mereka. DPR-GR dan MPRS ketika
itu lebih memilih untuk mengurusi urusan ekonomi negara terlebih
dahulu dalam sidang-sidang harian yang diselenggarakan dua lembaga
Butuh waktu tersebut pada waktu itu. 50
hingga beberapa Pada waktu itu juga sudah mulai tampak bentuk resistensi dari
tahun untuk DPR Kepada Presiden, terutama pada kebijakan-kebijakan presiden
memenuhi jumlah yang dirasa mulai tidak masuk akal. Namun pada dasarnya, DPR juga
kuota DPR yang masih menaruh hormat yang besar kepada Presiden Soekarno dengan
sempat berkurang menyatakan masih setia kepada beliau. Hanya saja disisi yang lain, DPR
cukup drastic pasca secara penuh juga mendukung aksi-aksi yang diambil oleh Letjend
peristiwa G30S... Soeharto terkait dengan posisinya sebagai pemegang Supersemar.
Salah satunya adalah dengan menangkap dan menggantikan menteri-
menteri yang dianggap terlibat peristiwa G30S atau yang berafiliasi ke
komunis. Kewenangan pemberhentian menteri-menteri sebenarnya
merupakan kewenangan seorang presiden pada umumnya, namun
justru diambil alih oleh Letjend Soeharto atas dasar Supersemar.
Butuh waktu hingga beberapa tahun untuk memenuhi jumlah
kuota DPR yang sempat berkurang cukup drastic pasca peristiwa
G30S, bahkan akhirnya jumlah tersebut terus bertambah, seiring
dengan munculnya kekuatan-kekuatan baru dalam kancah perpolitikan
dalam negeri. Pemerintah kemudian memasukkan unsur baru sebagai
anggota parlemen dan unsur ini mendapatkan kursi yang cukup banyak
yaitu 108, yang paling banyak mendapatkan kursi dari unsur baru ini
adalah mereka yang berasal dari Golongan Karya, disamping juga ada
penambahan dari unsur Angkatan Darat. sehingga jumlah anggota
DPR-GR pasca G30S genap berjumlah 350 anggota.
51
Tetapi pada perkembangan selanjutnya tepatnya pada tahun
1968, kembali terjadi perombakan dalam tubuh DPR-GR, hal ini
dilakukan sesuai dengan perkembangan dan situasi negara Indonesia
ketika itu. dari total jumlah anggota DPR-GR yang tersisa pada waktu
sekitar 347 orang, dilakukan semacam penambahan anggota baru
hingga total anggota DPR-GR yang ada pada waktu itu berjumlah 414
orang. Penambahan ini juga berdampak pada penyelarasan aturan-
aturan terkait yang ada di DPR-GR. Dari jumlah tersebut akan dibagi
13 fraksi, seperti yang disajikan pada tabel dibawah ini:
52
50 Ibid, Hal: 345-347.
51 Op.Cit. Hal: 267 dan Lihat Undang-undang No. 10 Tahun 1966 tentang kedudukan MPRS dan
DPR-GR menjelang PEMILU.
52 Ibid. Hal 267.
SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT 39
REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018
Bab II.indd 39 11/21/19 20:56