Page 49 - BUKU EMPAT - DPR RI MASA ORDE BARU: MENGUATNYA PERAN NEGARA 1967-1997
P. 49

SEJ AR AH D AN PER ANAN DPR-GR 1967 - 19 71



                                                   militer dan golongan karya, memiliki suara yang cukup dominan
                                                   dalam parlemen, termasuk jika digabung dengan faksi-faksi lain yang
                                                   mulai tidak mempercayai tampuk kekuasaan di republik ini untuk bisa
                                                   dipegang terus oleh Presiden Soekarno.
                                                                                        53
                                                         Dukungan dari parlemen sebenarnya sangat penting untuk
                                                   Presiden disebuah negara yang menganut  sistem presidensil.
                                                   Representasi dari suara rakyat sendiri esensinya ada didalam tubuh
                                                   parlemen atau DPR, namun jika di DPR terlalu banyak faksi yang
                                                   memandang kinerja Presiden tidak baik maka berbagai kebijakan
                                                   negara yang disusun oleh presiden akan sulit tereliasi. Dalam fungsi
                                                   dan kewenangannya, ada beberapa poin kebijakan negara yang
                         DPR-GR yang               berasal dari pemerintah harus melalui persetujuan DPR. Maka dari
                         baru dibentuk             itu titik harmonis antara pemerintah dan DPR sebagai representasi

                        ini dihadapkan             rakyat harus terus dijaga. Masa  transisi pada waktu itu cukup
                         pada berbagai             krusial, karena pada masa Demokrasi Terpimpin sangat jelas terlihat
                       masalah krusial             hegemoni Presiden Soekarno pada DPR, sehingga DPR format baru
                       sebagai klimaks             pasca peristiwa G30S cukup menentukan bagaimana arah perjalanan
                         dari buruknya             bangsa Indonesia pada periode berikutnya.
                                                         DPR-GR yang baru dibentuk ini dihadapkan pada berbagai
                        kondisi negara             masalah krusial sebagai klimaks dari buruknya kondisi negara Indonesia
                    Indonesia selama               selama masa pemerintahan Soekarno. Seperti yang telah disinggung

                 masa pemerintahan                 sebelumnya, permasalahan yang harus diselesaikan bukan semata
                              Soekarno.            masalah politik. Warisan Orde Lama,  bisa dikatakan menumpuk dan
                                                                                     54
                                                   memiliki urgensi secepatnya untuk segera diselesaikan, misalnya:
                                                   masalah perekonomian, masalah hubungan luar negeri, dan pemilihan
                                                   umum. DPR atau parlemen harus membuat atau merumuskan beberapa
                                                   perangkan Undang-undang yang diperlukan sebagai pedoman ataupun
                                                   pengganti Undang-undang lama yang telah usang.
                                                         Namun hal ini bukanlah sebuah perkara yang mudah. Kondisi
                                                   perpolitikan yang tidak menentu kemudian menciptakan kebingungan
                                                   bagaimana seharusnya pemerintahan berjalan pada masa sulit tersebut.
                                                   Oleh sebab itu pasca munculnya Supersemar, sering diadakan dialog
                                                   antar beberapa kalangan termasuk yang melibatkan Soeharto sebagai
                                                   pemegang jabatan eksekutif ketika itu menggantikan Soekarno yang
                                                   mulai “dirumahkan”. Pencarian pemahaman lewat diskusi panjang ini
                                                   akan menciptakan apa yang nanti akan disebut sebagai Konsensus
                                                   Nasional. Beragam Undang-undang pun kemudian menyusul akan

                                                   53   Lihat David Reeve. 2013. Golkar, Sejarah Yang Hilang. Depok: Komunitas Bambu. Hal: 224-225
                                                   54   Sebuah masa yang dikenal sebagai masa pemerintaha Presiden Soekarno dari tahun 1959 hingga
                                                      nanti keluarnya Supersemar yang menjadi penanda dimulai kekuasaan Soeharto.




                           SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT   41
                             REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018




         Bab II.indd   41                                                                                           11/21/19   20:56
   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54