Page 104 - BUKU SEABAD RAKYAT INDONESIA BERPARLEMEN
P. 104

UPAYA MENYATUKAN KEMBALI REPUBLIK INDONESIA
                                                                                                         (1950-1960)





                  Atas dasar temuan-temuannya itu, Mohammad Natsir menyampaikan
                  pidato di hadapan Sidang Parlemen RIS pada 3 April 1950. Dalam pida-
                  tonya, Natsir menyampaikan mosi yang di antaranya berbunyi:




                       “Sekarang ini wakil rakyat negara bagian mana pun semua-
                      nya menghendaki terwujudnya negara kesatuan, dalam hal
                      ini tidak ada negara bagian yang satu merasa lebih tinggi dari
                      yang lainnya, semuanya sama dari yang lain, marilah nega-
                      ra kesatuan kita dirikan bersama dengan cara semua negara
                      bagian termasuk juga negara RI Jogja dilikuidasi sama sekali
                      dan marilah atas dasar hak yang sama mosi integral ini sebe-
                      lum dibicarakan dalam parlemen diperiksa oleh presiden dan
                      menteri, dan parlemen secara aklamasi menyetujuinya.”




                  Mosi tersebut yang kemudian dikenal dengan “Mosi Integral Natsir”,
                  dan  mosi  itu  diterima  oleh  Parlemen  (DPR)  RIS  pada  tanggal  yang
                  sama.  Setelah  Mosi  Integral  Natsir  disampaikan,  berlangsunglah
                  konferensi  antara  pihak  RIS  yang  diwakili  oleh  Perdana  Menteri
                  Mohammad Hatta, yang juga mewakili kepentingan Negara Indonesia
                  Timur dan Negara Sumatera Timur, dengan pihak RI yang diwakili oleh
                  Perdana Menteri Abdul Halim. Konferensi itu menghasilkan “Piagam
                  Persetujuan” antara RIS dan RI yang ditandatangani pada 19 Mei 1950.

                  Isi Piagam Persetujuan itu:

                  Bahwa  kami  menyetujui  dalam  waktu  sesingkat-singkatnya
                  bersama-sama melaksanakan Negara Kesatuan, sebagai jelmaan dari-
                  pada Republik Indonesia berdasarkan Proklamasi 17 Agustus 1945 de-
                  ngan Undang-Undang Dasar yang diperoleh dengan mengubah Kon-
                  stitusi  RIS  sedemikian  rupa,  sehingga  esensialitas  Undang-Undang
                  Dasar 1945 dan bagian-bagian yang baik dari Konstitusi RIS termasuk
                  di dalamnya, atas pokok-pokok:

                    Ke dalam: menyempurnakan penghidupan rakyat dan persatuan bang-
                  sa Indonesia.

                    Ke luar: memelihara hubungan baik dengan negara-negara lain.


                  Bahwa kami menyetujui pembuatan Undang-Undang Dasar Sementa-
                  ra bagi Negara Kesatuan ini oleh suatu panitia yang dibentuk untuk itu.







                    dpr.go.id                                                                               97
   99   100   101   102   103   104   105   106   107   108   109