Page 167 - BUKU SEABAD RAKYAT INDONESIA BERPARLEMEN
P. 167

SEABAD RAKYAT INDONESIA
           BERPARLEMEN





                                      kedudukan Komite Nasional menjadi suatu badan yang berwewenang
                                      penuh dan bersama-sama dengan Presiden melaksanakan kekuasa-
                                      an MPR, yaitu sejak Mohammad Hatta mengeluarkan Maklumat Wakil
                                      Presiden Nomor X pada 16 Oktober 1945.


                                      Isi  maklumat  tersebut  secara  jelas  menyebutkan  bahwa  kekuasaan
                                      KNP ini menjadi sama dan seimbang untuk melaksanakan tugas dan
                                      wewenang DPR menurut Undang-Undang Dasar 1945, yakni:

                                        a. Kekuasaan  legislatif,  yakni  membuat  peraturan  perundang-un-
                                          dangan menurut pasal-pasal 5 ayat (1), 20, sampai dengan 22 ayat
                                          (2) UUD 1945.

                                        b. Menetapkan Garis-garis Besar daripada Haluan Negara (GBHN)
                                          menurut Pasal 3 UUD 1945.


                                      Sementara itu, tugas dan wewenang lain yang seharusnya dilakukan oleh
                                      MPR  sepenuhnya  masih  dilaksanakan  oleh  Presiden  dengan  bantuan
                                      Komite Nasional sebagaimana yang telah disebut dalam Pasal IV Aturan
                                      Peralihan UUD 1945. Tugas dan wewenang tersebut sebagai berikut:

                                        1.  Menetapkan Undang-Undang Dasar, menurut Pasal 3 UUD 1945.

                                        2. Memilih dan mengangkat Presiden dan Wakil Presiden Republik
                                          Indonesia menurut Pasal 6 ayat (2) UUD 1945.

                                        3. Menghadapi acara sumpah Jabatan Presiden dan Wakil Presiden
                                          menurut Pasal 9 UUD 1945.
                                        4. Mengubah Undang-Undang Dasar menurut Pasal 37 UUD 1945.

                                        5. Melakukan kedaulatan rakyat menurut Pasal 1 ayat (2) UUD 1945,
                                          dan sebagainya, kesemuanya harus dilakukan Presiden yang di-
                                          bantu KNP.


                                      Dalam  sejarah  ketatanegaraan,  Konstituante  hasil  pemilihan  umum
                                      pada 15 Desember 1955 memulai sidangnya pada 10 November 1956
                                      untuk  membentuk  undang-undang  dasar  yang  tetap,  menggantikan
                                      UUD Sementara 1950 yang sifatnya sementara. Konstituante telah ber-
                                      usaha menyelesaikan tugasnya dalam menyusun undang-undang da-
                                      sar yang baru. Tetapi kemudian pada 22 April 1959 Presiden Soekarno
                                      atas nama pemerintah di hadapan sidang Konstituante menganjurkan
                                      agar,  dalam  rangka  pelaksanaan  Demokrasi  Terpimpin,  Konstituante
                                      menetapkan saja UUD 1945 menjadi undang-undang dasar negara Re-
                                      publik Indonesia yang tetap.




           160
   162   163   164   165   166   167   168   169   170   171   172