Page 170 - BUKU SEABAD RAKYAT INDONESIA BERPARLEMEN
P. 170

WAJAH BARU PARLEMEN INDONESIA
                                                                                                         (1959-1966)





                  tersebut. Dalam hal pengawasan, fungsi badan legislatif dalam suatu
                  masyarakat yang merdeka di bawah rule of law guna menciptakan dan
                  memelihara kondisi-kondisi yang akan mempertahankan the dignity of
                  man as an individual.


                  Namun realitas sejarah mencatat, DPR tidak selalu memiliki posisi yang
                  kuat dan solid dalam menjalankan fungsi pengawasan terhadap peme-
                  rintah. Setelah melewati proses yang dinamis selama masa Demokrasi
                  Parlementer pada 1950-an, DPR setelahnya tidak lagi bisa menghadir-
                  kan situasi checks and balances secara utuh dengan kekuasaan ekse-
                  kutif. Dekrit Presiden 5 Juli 1959 menjadi titik tolak dari senjakala fungsi
                  parlemen di Indonesia pada masa itu, setidaknya hingga hampir 40 ta-
                  hun kemudian.


                  Dari aspek hukum, hingga kini legalitas Dekrit Presiden memang masih
                  bisa  memicu  perdebatan.  Beberapa  kalangan
                  menyebut dekrit adalah cara yang tidak konsti-
                  tusional yang ditempuh pemerintahan Soekarno
                  setelah melihat kegagalan Dewan Konstituante
                  membentuk UUD baru pengganti UUD Semen-                Yang dimaksud dengan
                  tara 1950 dan rentetan peristiwa politik selama        Penetapan Presiden
                  masa  Demokrasi  Parlementer.  Namun,  penda-
                  pat lain menyebutkan bahwa Dekrit 5 Juli 1959          (Penpres) sebagaimana
                  memiliki  dasar  hukum  staatsnoodrecht,  yang         dijelaskan dalam bagian
                  merujuk  pada  keadaan  darurat  negara.  Dalam
                  pengertian subjektif, hukum tata negara darurat        Penjelasan Penetapan
                  (staatsnoodrecht) menjadi kewenangan pengu-            Presiden Republik
                  asa  negara  untuk  menyatakan  adanya  bahaya
                  meskipun  belum  atau  tidak  ada  aturan  tertulis    Indonesia Nomor 1
                  untuk itu terlebih dahulu.                             Tahun 1959 tentang DPR
                                                                         ini adalah Peraturan
                  Karena itu, kelanjutan atas Dekrit Presiden bagi
                  eksistensi DPR adalah ketika pada 22 Juli 1959         Presiden sebelum
                  pemerintah mengeluarkan Penetapan Presiden             adanya MPR-DPR
                  Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1959 tentang
                  DPR. Yang dimaksud dengan Penetapan Presi-             dan in concreto dalam
                  den  (Penpres)  sebagaimana  dijelaskan  dalam         rangka pelaksanaan
                  bagian Penjelasan Penetapan Presiden Repub-
                  lik Indonesia Nomor 1 Tahun 1959 tentang DPR           Dekrit Presiden.
                  ini adalah Peraturan Presiden sebelum adanya
                  MPR-DPR dan in concreto dalam rangka pelak-
                  sanaan Dekrit Presiden.





                    dpr.go.id                                                                              163
   165   166   167   168   169   170   171   172   173   174   175