Page 169 - BUKU SEABAD RAKYAT INDONESIA BERPARLEMEN
P. 169

SEABAD RAKYAT INDONESIA
           BERPARLEMEN





                                                           Begitupun, sejak UUD 1945 dinyatakan kembali
                                                           berlaku sampai meletusnya Gerakan Tiga Puluh
           Pancasila maupun UUD                            September/Partai Komunis Indonesia atau oleh

           1945 jelas membedakan                           Bung Karno disebut Gestok, UUD tidak dapat
                                                           dilaksanakan secara murni dan konsekuen. Hal
           Badan Perwakilan/                               ini  dapat  dilihat  dari  hasil-hasil  Sidang  Umum

           Permusyawaratan                                 MPRS Orde Lama, sejak 1960 hingga 1965, yang
                                                           putusan-putusannya tidak sesuai atau bahkan
           Rakyat menjadi                                  menyimpang dari UUD 1945.

           dua badan, yaitu (1)                            Pancasila  maupun  UUD  1945  jelas  membeda-

           Dewan Perwakilan                                kan Badan Perwakilan/Permusyawaratan Rak-

           Rakyat, dan (2) Majelis                         yat menjadi dua badan, yaitu (1) Dewan Perwa-
                                                           kilan Rakyat, dan (2) Majelis Permusyawaratan
           Permusyawaratan                                 Rakyat.  ”Perwakilan”  berasal  dari  kata  wakil,
           Rakyat.                                         ”deputy”  atau  “representative”  yang  mewakili.
                                                           Adapun  “permusyawaratan”  berasal  dari  kata
                                                           ”musyawarat”  atau  “musyawarah”,  yang  berar-
                                                           ti  berunding  (“negotiation”,  ”deliberation”,  atau
                                                           perundingan); penentuan wakil tersebut dapat
                                                           dipilih, diangkat, atau ditunjuk oleh rakyat.


                                      Dengan kondisi seperti ini, setiap orang akan memilih mengangkat/
                                      menunjuk orang atau golongan yang ia percayai dalam membawakan
                                      segala kehendaknya. Akan tetapi, karena setiap orang mempunyai ke-
                                      pentingan yang berbeda, serta mempunyai kepercayaan yang berlain-
                                      an terhadap calon-calon wakilnya, perwakilan tersebut harus ditentu-
                                      kan dengan pemilihan. Penunjukan dan pengangkatan adalah sesuatu
                                      yang dirasa tidak mungkin karena rakyat akan menunjuk banyak wakil
                                      rakyat.


                                      Karena itu, seluruh rakyat yang sah menurut undang-undang adalah se-
                                      tiap warga negara Indonesia sebagai subjek hukum mempunyai hak pilih
                                      untuk dan/atau menjadi wakil rakyat yang duduk dalam Dewan Perwakil-
                                      an Rakyat. Dengan demikian, DPR menjadi wakil rakyat secara keseluruh-
                                      an, tetapi belum merupakan penjelmaan rakyat. Penjelmaan rakyat bera-
                                      da pada MPR sebagai pelaksana kedaulatan. Hal ini bertujuan agar MPR
                                                                                 ,
                                      betul-betul merupakan ”The People’s Congress” dan sebagai penjelmaan
                                      rakyat atau satu-satunya lembaga tertinggi negara.


                                      Dewan Perwakilan Rakyat dalam sistem ketatanegaraan Indonesia me-
                                      rupakan lembaga negara yang menjalankan fungsi-fungsi parlementer




           162
   164   165   166   167   168   169   170   171   172   173   174