Page 195 - BUKU SEABAD RAKYAT INDONESIA BERPARLEMEN
P. 195
SEABAD RAKYAT INDONESIA
BERPARLEMEN
Selanjutnya yang dilakukan pemerintah terhadap Partai Murba ada-
lah pembekuan, bukan pembubaran partai, pada 5 Januari 1964. Agak
berbeda dengan konflik yang dilakukan oleh kedua partai di atas
(Masyumi dan PSI), Murba lebih karena konsistensinya yang menolak
keberadaan dan praktik-praktik kebangkitan kembali politik PKI.
Sebagaimana dalam catatan sejarah bahwa Par-
tai Murba sejak awal kemerdekaan telah menyu-
arakan pembentukan partai tunggal, seperti yang
Dalam perkembangan diinginkan Soekarno sendiri. Namun, keinginan
konflik antara tersebut tidak banyak mendapatkan dukung-
an atau respons dari para pihak. Latar belakang
Murba dan PKI, gagasan tersebut sesungguhnya dimaksudkan
beberapa insan untuk membendung kekuatan politik PKI dalam
konstelasi partai politik di tingkat nasional.
jurnalis yang anti-PKI
sekaligus pendukung Dalam perkembangan konflik antara Murba
Partai Murba dan PKI, beberapa insan jurnalis yang anti-
PKI sekaligus pendukung Partai Murba
mendeklarasikan mendeklarasikan pada 1 September 1964 Badan
Badan Pendukung Pendukung atau Penyebar Soekarnoisme
(BPS). Namun, pihak PKI menjawab bahwa
atau Penyebar BPS tidak akan mampu mengajarkan paham
Soekarnoisme (BPS) Soekarnoisme. Ajaran Soekarnoisme tidak akan
bisa diterjemahkan, apalagi oleh orang-orang
pada 1 September 1964. yang antikomunis, karena Presiden Soekarno
pun menentang kelompok atau perorangan
yang bersikap komunisfobia.
Sebuah dokumen diserahkan oleh tokoh Par-
tai Murba, Wakil Perdana Menteri Chaerul Saleh, kepada Ketua PNI Ali
Sastroamidjojo. Dokumen tersebut dibawa ke sidang kabinet pada De-
sember 1964. Seperti lazimnya, pihak PKI membantahnya dengan me-
nuding pihak lain bahwa dokumen itu buatan kaum Troskis yang dibantu
oleh berbagai kekuatan nekolim dengan sengaja ingin menghancurkan
kekokohan PKI.
188