Page 198 - BUKU SEABAD RAKYAT INDONESIA BERPARLEMEN
P. 198

WAJAH BARU PARLEMEN INDONESIA
                                                                                                         (1959-1966)





                  DPR-GR MINUS PKI:

                  PENYEGARAN MENYAMBUT ERA BARU



                  Keterlibatan  Partai  Komunis  Indonesia  dalam  Gerakan  30  September  1965

                  (G30S  PKI,  Gestapu,  Gestok)  memberi  dampak  terhadap  perubahan  struktur
                  keanggotaan DPR-GR.













                  PELAKSANAAN konsep Demokrasi Terpimpin kemudian berkembang
                  menjadi sebuah demokrasi yang ditandai dengan pemusatan kekuasa-
                  an pada satu pimpinan saja, yaitu presiden (eksekutif). Pemusatan ke-
                  kuasaan pada satu pimpinan yang demikian itu menyebabkan banyak
                  tindakan presiden yang kemudian dianggap bertentangan dengan se-
                  mangat UUD 1945. Sementara itu, menurut Presiden Soekarno, Demo-
                  krasi Terpimpin adalah suatu demokrasi yang secara tegas menuju ke-
                  pada terselenggaranya Amanat Penderitaan Rakyat.


                  Memuncaknya  Peristiwa  G30S  PKI  menjelang  akhir  1965  memba-
                  wa  ketegangan  politik  dan  pergeseran  kekuatan  dalam  perpolitikan
                  Indonesia,  tidak  terkecuali  di  dalam  Dewan  Perwakilan  Rakyat  Go-
                  tong-Royong (DPR-GR). Selama masa kerja 1960-1965, DPR-GR men-
                  dapat pengaruh dari tokoh-tokoh PKI. Namun, setelah terdapat buk-
                  ti tentang penghianatan PKI, DPR-GR pada 1965 berani menentukan
                  sikap  menolak  PKI  beserta  massanya.  Sikap  DPR-GR  ini  dibuktikan
                  dengan secara aklamasi dikeluarkannya pernyataan agar PKI beserta
                  ormas-ormasnya dibubarkan. Pernyataan pendapat dikeluarkan pada
                  15 November 1965 dalam sidang pleno pembukaan masa persidangan
                  kedua tahun 1965-1966.


                  Tindakan  DPR-GR  yang  menyatakan  bahwa  DPR-GR  harus  berdiri
                  tanpa adanya unsur PKI di dalamnya itu merupakan peristiwa berse-
                  jarah  dalam  praktik  berdemokrasi  di  Indonesia.  Pernyataan  DPR-GR
                  yang mendesak Presiden Soekarno membubarkan PKI diucapkan oleh
                  Harsono Tjokroaminoto, yang mewakili seluruh anggota DPR-GR, yang
                  kemudian diambil alih oleh pimpinan DPR-GR sebagai pernyataan res-





                    dpr.go.id                                                                               191
   193   194   195   196   197   198   199   200   201   202   203