Page 202 - BUKU SEABAD RAKYAT INDONESIA BERPARLEMEN
P. 202

WAJAH BARU PARLEMEN INDONESIA
                                                                                                         (1959-1966)





                  merintah meletus pada 10 Januari 1966 di depan
                  Sekretariat Negara, Jakarta. Massa yang terdiri dari
                  organisasi  kepemudaan  dan  mahasiswa  seperti        Di tengah situasi
                  Ansor,  Pemuda  Muhammadiyah,  GMKI,  GAMKI,           politik nasional
                  GSNI, Pemuda Marhaenis, HMI, Pemuda Katolik,
                  dan  lain-lain  (tergabung  dalam  Front  Pemuda)      yang bergejolak
                  mendesak pemerintah untuk segera mencabut se-          dan memanas,
                  mua peraturan kenaikan tarif yang pada hakikat-
                  nya menyusahkan rakyat kecil.                          Angkatan Bersenjata
                                                                         Republik Indonesia
                  Mereka juga menuntut kewibawaan kabinet ha-
                  rus segera dipulihkan dengan memecat pejabat           (ABRI) menyatakan
                  yang tidak kompeten dan mendesak pemerintah            kesetiaannya dan taat
                  untuk membersihkan unsur komunis dalam tu-
                  buh kabinet. Dua hari kemudian, 12 Januari 1966,       terhadap Panglima
                  mahasiswa yang tergabung dalam KAMI (Kesa-             Tertinggi, Presiden
                  tuan  Aksi  Mahasiswa  Indonesia)  mengadakan
                  demonstrasi. Mereka melakukan long march dari          Soekarno, untuk
                  Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia me-          menghadapi semua
                  nuju Gedung DPR-GR, Senayan.
                                                                         tantangan revolusi

                  Mencermati  aksi  demonstrasi  yang  intensitasnya     sesuai Sapta Marga
                  semakin  tinggi  dan  mulai  mengancam  keutuhan       dan Sumpah Prajurit.
                  bangsa, Ketua DPR-GR Aruji Kartawinata dan Wa-
                  kil Ketua DPR-GR, I.G.G. Subamia dan Laksama-
                  na  Muda  (Laut)  Mursalim,  menghadap  Presiden
                  Soekarno. Mereka menyampaikan progress report
                  demonstrasi mahasiswa yang menuntut dicabutnya kembali semua pera-
                  turan pemerintah tentang kenaikan harga dan tarif angkutan.


                  Di tengah situasi politik nasional yang bergejolak dan memanas, Ang-
                  katan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) menyatakan kesetiaannya
                  dan taat terhadap Panglima Tertinggi, Presiden Soekarno, untuk meng-
                  hadapi  semua  tantangan  revolusi  sesuai  Sapta  Marga  dan  Sumpah
                  Prajurit. Sampai sejauh itu, ABRI dan rakyat telah memelihara kekom-
                  pakan sebagai syarat suksesnya Revolusi, khususnya dalam hal penga-
                  manan Nasional. Penegasan ini termaktub dalam pernyataan pimpinan
                  ABRI 16 Januari 1966


                  Menyadari  bahwa  situasi  tanah  air  sangat  gawat,  pimpinan  DPR-GR
                  menetapkan  supaya  Panitia  Musyawarah  dan  Pimpinan  Golongan-
                  golongan  tetap  stand  by  di  Jakarta.  Penetapan  stand  by  tersebut





                    dpr.go.id                                                                              195
   197   198   199   200   201   202   203   204   205   206   207