Page 215 - BUKU SEABAD RAKYAT INDONESIA BERPARLEMEN
P. 215

SEABAD RAKYAT INDONESIA
           BERPARLEMEN




           PROLOG ORDE BARU: HASIL KERJA


           DI AWAL ERA PEMBAHARUAN



           MPRS  melalui  Ketetapan  MPRS  Republik  Indonesia  Nomor  XXXIII/MPRS/1967

           mencabut  kekuasaan  pemerintahan  negara  dari  Presiden  Soekarno.  Pada
           Ketetapan MPRS tersebut keseluruhan Pidato Presiden/Mandataris MPRS yang

           disampaikan kepada MPRS pada 22 Juni 1966 yang berjudul “Nawaksara” tidak
           memenuhi harapan rakyat pada umumnya.








                                      MPRS  juga  mempertimbangkan  bahwa  Presiden/Mandataris  MPRS
                                      telah menyerahkan kekuasaan Pemerintahan Negara kepada Pengem-
                                      ban Ketetapan MPRS No. IX/MPRS/1966 seperti yang dinyatakannya
                                      dalam Pengumuman Presiden/Mandataris MPRS tanggal 20 Februa-
                                      ri 1967. Lalu, berdasarkan laporan tertulis Panglima Operasi Pemulih-
                                      an  Keamanan  dan  Ketertiban/Pengemban  Ketetapan  MPRS  No.  IX/
                                      MPRS/1966 dalam suratnya No. R-032/’67 1 Februari 1967, yang dileng-
                                      kapi  dengan  pidato  laporannya  di  hadapan  Sidang  Istimewa  MPRS
                                      pada 7 Maret 1967, MPRS berpendapat bahwa ada petunjuk-petunjuk
                                      Presiden Soekarno telah membuat kebijakan yang secara tidak lang-
                                      sung menguntungkan G30S PKI dan melindungi tokoh G30S PKI.


                                      Ketetapan Nomor XXXIII/MPRS/1967 tentang Pencabutan Kekuasaan
                                      Pemerintahan Negara dari Presiden Soekarno ini terdiri dari tiga bab
                                      dengan tujuh pasal. Bab 1 terdiri dari Pasal 1 sampai 5; Bab 2 dan 3
                                      masing-masing berisi satu pasal yaitu Pasal 6 dan 7.


                                      Pasal 1 menyatakan bahwa Presiden Soekarno telah tidak dapat me-
                                      menuhi  pertanggungjawaban  konstitusional,  sebagaimana  layaknya
                                      kewajiban  seorang  Mandataris  terhadap  Majelis  Permusyawarat-
                                      an Rakyat (Sementara), sebagai yang diberikan mandat, yang diatur
                                      dalam Undang-Undang Dasar 1945.


                                      Pasal 2 menyatakan bahwa Presiden Soekarno tidak dapat menjalankan
                                      haluan dan putusan MPRS, sebagaimana layaknya kewajiban seorang
                                      Mandataris  terhadap  Majelis  Permusyawaratan  Rakyat  (Sementara),





           208
   210   211   212   213   214   215   216   217   218   219   220