Page 214 - BUKU SEABAD RAKYAT INDONESIA BERPARLEMEN
P. 214
WAJAH BARU PARLEMEN INDONESIA
(1959-1966)
an kabinet diserahkan kepada Jenderal Soeharto sebagai pengemban
Supersemar. Soeharto kemudian menyusun kabinet setelah berkonsul-
tasi dengan pimpinan MPRS-GR. Pimpinan MPRS dan DPR-GR tidak
lagi memperoleh jabatan menteri di kabinet.
MPRS juga memutuskan untuk menarik kembali Ketetapan MPRS
No.III/MPRS/1963 tentang Pengangkatan Pemimpin Besar Revolusi
menjadi Presiden Seumur Hidup. Penarikan kembali tersebut dalam
ketentuan Pasal 1 tidak mempengaruhi masa jabatan Presiden Soekar-
no sampai ada ketetapan lain dari MPR hasil pemilihan umum. Kete-
tapan ini berlaku sejak 5 Juli 1966.
Selain itu, Presiden Soekarno akan memberikan pertanggungjawaban
kepada MPRS, dalam Sidang Umum IV, dengan pidato Presiden berju-
dul Nawaksara. Nawa berarti sembilan, aksara diartikan oleh Presiden
Soekarno ialah pasal atau poin. Jadi Nawaksara berarti 9 pasal atau
9 poin, yaitu 9 pasal pokok-pokok pemikiran yang disampaikan oleh
Presiden Soekarno kepada MPRS.
Atas pidato itu, MPRS berpendapat bahwa pidato Nawaksara tersebut
kurang memenuhi harapan rakyat, khususnya anggota-anggota MPRS,
karena tidak memuat secara jelas tentang kebijakan Presiden/Manda-
taris MPRS mengenai peristiwa kontra-revolusi Gerakan 30 September
beserta epilognya.
dpr.go.id 207