Page 224 - BUKU SEABAD RAKYAT INDONESIA BERPARLEMEN
P. 224

DPR-RI MASA ORDE BARU: MENGUATNYA PERAN NEGARA
                                                                                                         (1967-1998)





                  dengan  konsensus  utama.  Sedangkan  konsensus  kedua  mengenai
                  cara-cara melaksanakan konsensus utama. Konsensus kedua ini lahir
                  antara pemerintah dan partai-partai politik dan masyarakat.


                  Yang  mendorong  lahirnya  konsensus  tersebut
                  adalah begitu besarnya kekhawatiran terhadap
                  masih adanya keinginan dan usaha mengubah
                  Pancasila  dan  UUD  1945  dengan  ideologi  dan        Selain kekhawatiran
                  konstitusi lain. Penggantian ideologi dan konsti-
                  tusi  dengan  yang  lain  itu  dianggap  mengganti      soal ideologi, secara
                  tatanan  Negara  Kesatuan  Republik  Indonesia.         serentak Orde Baru
                  Selain  kekhawatiran  soal  ideologi,  secara  se-
                  rentak Orde Baru mencanangkan pula program              mencanangkan pula
                  pembangunan  nasional  yang  digariskan  dalam          program pembangunan
                  pola jangka panjang (25 tahun) dan jangka pen-
                  dek atau interval (5 tahun).                            nasional yang
                                                                          digariskan dalam
                  Kedua hal inilah yang mendorong lahirnya kon-
                  sensus  nasional  yang  kemudian  dituangkan            pola jangka panjang
                  dalam  undang-undang,  sehingga  tidak  saja            (25 tahun) dan jangka
                  mengikat secara moral, tapi juga secara yuridis.
                  Undang-undang yang dimaksud adalah UU ten-              pendek atau interval
                  tang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, dan                (5 tahun).
                  DPRD,  UU  tentang  Pemilu,  UU  tentang  Partai
                  Politik  dan  Golkar,  dan  UU  tentang  Organisasi
                  Kemasyarakatan.



                  Tak berhenti di situ, pemerintah Orde Baru lalu melakukan restrukturisasi
                  politik demi menciptakan tertib politik, yang mencakup lima hal:


                  1.  Birokrasi yang terkendali



                  Untuk mewujudkan program pemerintah berjalan secara efektif perlu
                  birokrasi yang efektif dan tanggap terhadap pimpinan eksekutif. Re-
                  formasi birokrasi oleh pemerintah Orde Baru mengarah pada sentra-
                  lisasi pemerintahan. Ini mencakup tiga hal, yakni, pertama, pemusatan
                  proses pembuatan kebijakan pemerintah. Langkah ini terwujud dalam
                  bentuk  Garis-garis  Besar  Haluan  Negara  (GBHN)  maupun  Rencana
                  Pembangunan Lima Tahun (Repelita).








                    dpr.go.id                                                                               217
   219   220   221   222   223   224   225   226   227   228   229